TRIBUNNEWS.COM – Terduga teroris berinisial HOK (19) yang ditangkap di Batu, Jawa Timur karena merencanakan serangan teror, rupanya belajar membuat bom hanya dalam waktu enam bulan.
Sementara itu, HOK mengetahui pembuatan bom tersebut saat bergabung dengan grup media sosial Daulah Islamiyah atau dikenal ISIS pada November 2023.
Hal itu disampaikan Kompol Asvin Siregar, Kepala Pasukan Khusus 88 yang menangani pemberantasan terorisme.
Pada mulanya, Azwin menjelaskan, agenda HOC tersebut dapat berimplikasi pada melakukan terorisme berupa serangan maut di dua tempat suci di Batu.
Ia mengatakan, pihaknya terlebih dahulu melakukan “profil” dan ditemukan HOC tidak pernah mengenyam pendidikan formal setelah menyelesaikan pendidikan dasar.
“Sampai beberapa tahun lalu, HOC belum mengenyam pendidikan formal, belajar di SD-IT.”
“Setelah itu, masyarakat semakin banyak yang menempuh pendidikan nonformal hingga SMA,” kata Azwin dalam jumpa pers di Mapolres, Senin (5/8/2024).
Lebih lanjut Azwin mengatakan, HOK mengetahui keberadaan jaringan Daulah Islamiyah atau ISIS setelah bergabung dengan grup media sosial (medsos) tersebut pada November 2023.
Kemudian ada seseorang di grup tersebut yang menyarankan agar HOK bergabung dengan grup media sosial lain, namun ia harus mengeluarkan biaya yang besar terlebih dahulu.
Kemudian, kata Azwin, HOC masih diiming-imingi dan membayar sejumlah besar uang untuk bergabung dengan kelompok tersebut dengan uang jajannya sendiri.
“Masyarakat yang terkena dampak mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri, sama seperti aplikasi jejaring sosial, kalau mau jadi anggota, bayar uang lalu jadi anggota,” kata Azvin.
Di grup ini, Azwin menyebut HOC berisi konten-konten yang berbau dakwah Daulah Islamiyah.
“Seperti video pembunuhan, video tentang perlawanan terhadap ISIS, lalu video tentang kesetiaan, lalu video yang menjelaskan tindakan ISIS yang merupakan Islam yang sah.”
“Kontennya melalui grup media sosial,” ujarnya.
HOK mulai membuat bom sendiri pada Mei 2024, terjadi ledakan di rumahnya
Setelah bergabung dengan kelompok tersebut, Azwin mengatakan HOK mulai membuat bom sendiri pada Mei 2024, dengan membeli bom pertama.
Rencana HOK untuk melakukan bom tersebut muncul setelah beredarnya konten propaganda ISIS, termasuk video yang menunjukkan cara membuat bom tersebut.
“Saat itu, pada bulan Mei, tersangka mulai membeli peralatan untuk membuat bom atas instruksinya,” kata Azvin.
Setelah itu, HOC diketahui juga meledakkan bom yang dibuat di rumahnya hingga orang tua tersangka mengetahuinya.
Saat ditanya orang tuanya, HOC mengaku ledakan tersebut disebabkan oleh kembang api.
“Bahkan yang bersangkutan pernah mencoba (meledakkan bom rakitan) di rumahnya sehingga menimbulkan kebakaran dan ledakan.
“Keluarga bertanya. “Apa itu? Katanya dia sedang bermain kembang api di dalam kamar,” jelas Azwin.
Azwin juga mengatakan, setelah ahli dalam pembuatan bom, HOC juga mencoba membuat berbagai jenis bom seperti bom rompi, bom sabuk, bom tas, bom pan.
Namun, lanjutnya, HOC tidak berhasil.
Selain itu, Azwin mengungkapkan, pihaknya masih mendalami bagaimana pihaknya merekrut masyarakat untuk bergabung ke jaringan ISIS melalui grup media sosial dan alasan pihaknya ingin meneror tempat ibadah di Batu.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)