TRIBUNNEWS.COM – Polres Metro Jakarta Barat Jumat (8/11/2024) menggerebek markas jaringan judi online internasional di Perumahan Cengkareng Indah Blok AB 20 RT 005 / RW 014 Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.
Penggerebekan dimulai antara pukul 08.00 hingga 09.00 WIB dan berlangsung selama satu jam.
Polisi menangkap total 8 tersangka. Mereka adalah RS (31), DAP (27), Y (44), ME (21), RF (28), RH (29), AR (22) dan RD (28).
Empat dari delapan tersangka ditangkap pada Kamis (11/7/2024) dan empat lainnya pada Jumat (11/8/2024).
Usai penangkapan, seluruh tersangka langsung dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kompol M Sayaduddi mengatakan, ada tiga klaster dalam kasus ini.
Klaster pertama adalah mitra, terdiri dari warga yang menjual atau menyewakan rekeningnya kepada tersangka utama RS.
Polisi telah mendakwa dua tersangka dalam kelompok pertama ini.
Kemudian klaster kedua adalah pihak yang merekrut peserta. Mereka mengajak warga untuk membuat akun penjualan atau penyewaan perjudian online di Kamboja.
Pada klaster kedua ini, ada tiga orang yang dijadikan tersangka.
Sedangkan klaster ketiga adalah pemilik usaha yang membeli, menjual, atau menyewakan akun. Pelaku di kelompok ketiga mendapatkan keuntungan dengan menyediakan akun kepada bandar taruhan online di Kamboja.
Biaya satu rekening dipatok sekitar Rp 10 juta, dengan rincian rekening Rp 2 juta, satu unit handphone Rp 3 juta, serta biaya ongkos kirim dan keamanan Rp 5 juta, kata Syahduddi, dikutip Kompas . .com. , Jumat. Hasilkan Rp 10 juta per transaksi
RS, terdakwa utama dalam kasus ini, menjalankan bisnis di Kamboja yang mengumpulkan dan mengirimkan rekening untuk aktivitas perjudian online.
Ia mengaku sudah melakukan bisnis ilegal tersebut sejak tahun 2021.
Namun bisnis ini baru akan membuahkan hasil pada tahun 2022.
Dia mengirimkan 1081 kali pada tahun 2022.
Diperkirakan lebih dari 4.324 rekening yang digunakan untuk kegiatan ini dengan perkiraan omzet Rp 21 miliar per hari, jelas Kompol M. Sayaduddi.
Sayaduddi mengatakan, pihak rumah sakit menerima dana sebesar Rp 2-3 juta untuk membeli telepon seluler dari Kamboja.
Rumah Sakit bisa mendapatkan Rp 10 juta dengan mengirimkan ponsel dengan aplikasi m-banking.
Sekalipun dipecah Rp 10 juta untuk setiap transaksi, rumah sakit tetap mendapat bayaran.
“Rp10 juta akan dibagi Rp2 juta untuk masyarakat dan warga yang memiliki nomor rekening, serta jaringan perekrut dan perekrut,” kata Syahduddi saat ditemui di lokasi penggerebekan, Jumat.
“Jadi yang rekrut dapat Rp500.000, warga dapat Rp1 juta. R ini juga dapat sekitar Rp1,5 juta.”
“Apakah dengan honor pribadinya terkait pembelian telepon genggam serta biaya pengiriman dan biaya penerusan,” jelasnya.
Umumnya RS berlayar ke Kamboja menggunakan jalur ekspedisi resmi yang diketahui.
Selain bank yang mengelola rekening, RS mencakup semua bank swasta dan pemerintah. Ubah lantai dasar menjadi tempat kerja
RS mengubah lantai dasar rumah orang tuanya menjadi tempat kerja.
Pada ruangan ini terdapat meja kerja utama dan kursi.
Dinding ruangan memiliki permukaan penyimpanan terisolasi yang terbuat dari kayu.
Di tempat penyimpanan ini, rumah sakit menyimpan semua tumpukan buku rekening dari berbagai bank.
Kotak telepon seluler dan ribuan ATM ditumpuk menjadi satu.
Selain itu, masih banyak laptop yang masih menampilkan daftar nama lengkap beserta data diri dan nomor telepon.
Sebagian artikel ini tayang di Wartakotalive.com dengan judul Jaringan Judol Internasional yang Dioperasikan Cengkareng sejak 2021 Sewa Akun ke Bos di Kamboja dan Kirim 1.081 Pembela Judi Online ke Cengkareng, Jakarta Barat Dapat Rp 10 Juta per Transaksi
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Uttami/Raynas Abdilla) (Wartakotalive.com/Nuri Yatul Hikmah)