Terapi Radiasi Diperlukan 60 Persen Pasien Kanker di Indonesia, Ini Tujuan dan Efek Sampingnya

Reporter Tribunnews.com Rina Ayu melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pada tahun 2022, jumlah penderita kanker di seluruh dunia akan mencapai 9,6 juta orang.

Indonesia juga menjadi negara ke-8 di Asia Tenggara dengan jumlah penderita kanker terbanyak.

Salah satu pengobatan kanker yang paling umum dan banyak digunakan adalah radioterapi atau terapi radiasi.

Sekitar 60% pasien kanker di Indonesia memilih terapi radiasi untuk mengobati penyakitnya.

Mengapa pengobatan ini menjadi pilihan pasien kanker dan dianggap lebih unggul dibandingkan pengobatan lainnya?

Spesialis Onkologi Radiasi RS Silom MRCCC Semanggi (MRCCC) Dr. Danny Handoyo Kirana, Sp.Onk.Rad (K) menjelaskan bahwa radioterapi merupakan pengobatan yang lebih fokus dan tepat sasaran dibandingkan pengobatan kanker lainnya.

Sebab, cara ini secara tepat dan akurat hanya menyerang area yang terkena kanker saja, namun menghindari organ sehat di sekitar targetnya.

Oleh karena itu, sebelum terapi radiasi, penting untuk menentukan sifat kanker dan apakah kanker tersebut merespons terapi radiasi dengan baik, kata Dr. Dikutip dari Denny Handyo Kirana, Sp.Onk.Rad (K). Dari keterangan tertulisnya, Selasa (16/4/2024).

“Inilah keunggulan terapi radiasi dibandingkan pengobatan kanker lainnya,” tambahnya.

Sekitar 60% pasien kanker di Indonesia membutuhkan pengobatan ini.

Secara singkat, pengobatan ini dapat digunakan untuk memperoleh gambar (CT perencanaan) pasien untuk menentukan lokasi target radiasi.

Dokter kemudian menentukan lokasi target dan rencana radiasi sebelum radioterapi atau radioterapi.

Terapi radiasi ini memiliki banyak tujuan, antara lain mengecilkan ukuran tumor sebelum operasi, mengobati tumor, mencegah tumor datang kembali, dan mengurangi nyeri terkait kanker untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. dampak buruk

Seperti pengobatan pada umumnya, terapi radiasi memiliki risiko efek samping, yang dapat dibagi menjadi dua kategori: efek samping jangka pendek (jika terjadi segera dalam waktu 6 bulan) dan efek samping jangka panjang (jika terjadi setelah 6 bulan). . . bulan).

Efek samping jangka pendek dari terapi radiasi:

– Mual dan muntah : Dapat terjadi pada pasien yang menjalani terapi radiasi pada lambung dan sistem pencernaan.

– Rambut rontok: Dapat terjadi pada area yang diobati dengan terapi radiasi. – Perubahan kulit: Kulit yang terkena terapi radiasi dapat menjadi merah.

B Efek samping jangka panjang dari terapi radiasi:

– Perubahan pada organ yang terkena radiasi: Radiasi pada organ yang rentan dapat berdampak buruk pada fungsi organ dalam jangka panjang.

– Perubahan pada organ reproduksi: Terapi radiasi pada organ reproduksi dapat mempengaruhi kesuburan.

Jenis-jenis terapi radiasi Terapi radiasi dibagi menjadi dua jenis utama: terapi radiasi eksternal dan internal.

A Terapi radiasi sinar eksternal Terapi radiasi sinar eksternal menggunakan radiasi dari luar tubuh untuk menargetkan area tubuh yang terkena kanker.

Prosedurnya dilakukan dengan menggunakan mesin radiasi yang bergerak ke seluruh tubuh pasien.

Durasi terapi radiasi bervariasi dari 4 hingga 15 menit, tergantung pada rencana perawatan yang ditetapkan oleh ahli onkologi radiasi.

B Terapi radiasi internal Terapi radiasi internal, juga dikenal sebagai brachytherapy, melibatkan penempatan sumber radiasi di dekat kanker atau di dalam tubuh pasien yang secara langsung menargetkan area kanker.

Metode ini terutama digunakan untuk mengobati kanker serviks, prostat, kepala dan leher. Prosedur brachytherapy memakan waktu kurang lebih 20-30 menit.

Selain itu, terdapat akselerator linier (LINAC) dan brachytherapy, yang keduanya dapat memberikan lebih dari 36.000 perawatan radiasi per tahun. Grup medis terbesar ini kini memiliki total empat perangkat LINAC.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *