TRIBUNNEWS.COM – Di tengah kisruh situasi yang melanda Lebanon saat ini, Iran dikabarkan akan segera melancarkan serangan ke Israel.
Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa memperingatkan “konsekuensi serius” jika serangan itu terjadi.
Dia mengatakan AS kini secara aktif membantu pertahanan Israel bersiap menghadapi kemungkinan serangan Iran.
Pada hari yang sama, militer Israel meminta warga di sepanjang perbatasan Lebanon untuk mengungsi setelah mengumumkan operasi militer terbatas terhadap Hizbullah.
Mengutip ABC News, pejabat Gedung Putih tidak serta merta memberikan bukti yang mendukung klaim bahwa Iran akan segera menyerang Israel.
Di sisi lain, media pemerintah Iran tidak melaporkan bahwa serangan terhadap Israel diperkirakan akan terjadi.
Iran melancarkan serangan besar terhadap Israel pada April lalu. Banyak rudal dan drone Iran yang diklaim telah dihancurkan oleh koalisi pimpinan AS.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya kini menghadapi “tantangan besar” dalam melawan poros perlawanan di Iran.
Core of Resistance adalah nama koalisi tidak resmi yang dipimpin oleh Iran. Anggota Poros adalah Hamas, Hizbullah, Houthi dan milisi Irak.
Dalam pernyataannya, Netanyahu meminta warga Israel untuk memperhatikan instruksi keamanan Komando Front Dalam Negeri. Namun, dia tidak menyebut ancaman rudal dari Iran.
Sementara itu, Hizbullah membantah pasukan Israel telah memasuki Lebanon.
Beberapa jam kemudian, tentara Israel mengumumkan bahwa mereka telah melakukan puluhan serangan darat ke Lebanon selatan.
Israel juga mengunggah rekaman video yang konon menunjukkan tentaranya beroperasi di dalam rumah dan terowongan tempat Hizbullah menyimpan senjata.
Adapun ancaman Iran, AS telah mengerahkan kapal perang dan pesawat ke Timur Tengah jika Iran menyerang Israel.
Ada tiga kapal perusak AS di Mediterania, sebuah kapal induk di Teluk Oman, kapal perusak yang siap menembak jatuh rudal yang masuk. Krisis di Lebanon
Israel meminta warga Lebanon selatan untuk mengungsi di utara Sungai Awali, atau sekitar 60 kilometer dari perbatasan Lebanon dan Israel.
Lokasi evakuasi berada di luar Sungai Litani, yang menjadi zona penyangga antara Israel dan Hizbullah pasca perang tahun 2006.
Sebagian besar wilayah perbatasan Israel-Hizbullah kosong selama setahun terakhir setelah Israel dan Hizbullah saling menyerang.
Setelah serangan roket Hizbullah, militer Israel mengumumkan peraturan untuk membatasi pertemuan dan menutup pantai di Israel utara dan tengah.
Selain itu, Israel juga mengumumkan perekrutan ribuan tentara cadangan untuk bertugas di perbatasan utaranya.
Wartawan Associated Press melihat aksi tentara Israel di dekat perbatasan. Di atas adalah truk lapis baja yang dikelilingi oleh helikopter.
Namun, dia belum bisa memastikan apakah pasukan darat Israel sudah memasuki wilayah Lebanon.
Juru bicara Hizbullah Mohammed Afif membantah klaim bahwa pasukan Israel telah menyerang Lebanon.
Afif mengklaim Hizbullah siap melakukan “pertempuran langsung” dengan kekuatan musuh yang berani memasuki Lebanon.
Sementara itu, juru bicara Israel Laksamana Daniel Hagari mengatakan pasukannya melakukan “serangan darat lokal” terhadap sasaran Hizbullah di Lebanon selatan.
“Kami tidak akan pergi ke Beirut,” kata Hagari.
“Kami hanya pergi ke wilayah yang dekat dengan perbatasan kami dan melakukan apa pun untuk mengganggu dan menghancurkan infrastruktur Hizbullah.”
(Berita Tribun/Februari)