Tribunnews.com-Menurut laporan, tentara Israel berencana untuk bepergian dalam waktu dekat sedang menghapus akun media sosial mereka (media sosial), seperti Facebook dan Instagram.
Alasan untuk ini adalah karena mereka khawatir bahwa mereka telah dituduh melanggar kejahatan perang atau hak asasi manusia yang terkait dengan konflik antara Gaza dan Lebanon.
Seperti yang kita semua tahu, persimpangan pasukan Israel membatalkan akun media sosial mereka, dan kemudian meninggalkan Brasil untuk berpartisipasi dalam karnaval Rio Reoro akan diadakan bulan depan.
Langkah ini diadopsi di Hind Rajab Foundation of Hak Asasi Manusia Palestina di Brussels.
Menurut Monitor Timur Tengah, organisasi mengklaim bahwa ada gambar, video, dan publikasi yang menunjukkan operasi kekerasan tentara Israel.
Awal bulan ini, Hind Rajab Foundation mengajukan gugatan terhadap beberapa pasukan Israel di Swedia, Brasil dan Italia.
Mereka menuduh para prajurit melibatkan kejahatan perang dalam serangan Gaza dan melanggar hak asasi manusia dan kepunahan rasial.
Saya berencana untuk pergi ke salah satu tentara Israel di Brasil untuk menjelaskan.
Tentara khawatir bahwa para pemimpin Brasil akan menangkap mereka karena tuduhan yang diajukan oleh lembaga Pellytan.
Dia menambahkan bahwa mereka tidak ingin memberikan “memotret” melalui foto atau video yang dapat digunakan untuk menerbitkan perilaku ilegal.
Sebuah laporan dari Channel 12 Israel menunjukkan bahwa beberapa tentara Israel yang tiba di Brasil terpaksa melarikan diri untuk mencegah penangkapan para pemimpin Brasil.
Kekhawatiran ini membuat beberapa tentara frustrasi.
Mereka khawatir bahwa jika mereka menghadapi kasus internasional atau penyelidikan lebih lanjut terkait dengan kejahatan perang di Gaza, perjalanan internasional mereka akan dalam bahaya.
Pihak berwenang Brasil belum membuat tanggapan formal terhadap masalah ini. Jumlah korban yang terbunuh di Gaza
Dia dikutip oleh Al Mayadeen, dan jumlah korban meninggal karena kepunahan ras Israel di Jalur Gaza, dan telah meningkat menjadi 47.306 orang.
Pada saat yang sama, menurut konfirmasi Kementerian Kesehatan pada hari Minggu (26/2025), 111.483 orang terluka sejak 7 Oktober 2023. Ini adalah beberapa insiden terbaru yang terjadi di Gaza:
1.
2. Presiden AS Donald Trump meminta Palestina untuk meninggalkan Gasha dan mengatakan dia yakin bahwa Mesir akan memenuhi persyaratan penerimaan mereka.
3. Perdana Menteri Albania Edi Rama menolak laporan media Israel yang mengatakan bahwa pemerintahnya sedang bernegosiasi dengan pemerintahan Trump.
Laporan tersebut menyatakan bahwa Albania akan mendapatkan hingga 100.000 pengungsi Palestina dari Gasha.
4. Departemen Luar Negeri dan Promosi Italia mengumumkan bahwa tujuh petugas dan tentara akan bergabung dengan tugas dukungan perbatasan UE yang dipulihkan.
Informasi ini bertujuan untuk melacak persilangan antara Gaza dan Mesir melalui Lafaya melalui wilayah tersebut.
(Tibunnews.com, Andndari Wulan Nugrahani)