Tentara Israel Bubarkan Pasukan yang Jadi Unit Tempur Invasi Rafah, Serang Hizbullah Lebanon Duluan?

Apakah tentara Israel membubarkan pasukan yang akan menjadi satuan tempur invasi Rafah dan memimpin invasi ke Lebanon?

TribuneNews.com – Media Israel melaporkan bahwa beberapa tentara Tentara Israel (IDF) telah dilepaskan dari divisi cadangan karena Israel berencana menyerang Rafah dalam waktu dekat.

Israel saat ini sedang menunggu tanggapan terhadap tawaran terbaru Hamas mengenai pertukaran tahanan untuk melaksanakan gencatan senjata.

“Di tengah diskusi mengenai persiapan serangan Rafah, dan sebelum Hamas menanggapi usulan Mesir, diputuskan untuk membubarkan tentara cadangan yang seharusnya mengambil bagian dalam serangan di Jalur Gaza selatan,” kata seorang Israel. Sumber dikutip Yedioth Ahronoth, Kamis (2/5/2024).

Surat kabar tersebut mengutip laporan di The Wall Street Journal yang menunjukkan bahwa setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa IDF akan memasuki Rafah terlepas dari apakah kesepakatan pertukaran sandera tercapai, Hamas mengancam akan mengakhiri semua negosiasi jika serangan dimulai. .

Netanyahu mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken pada hari Rabu bahwa dia akan menolak proposal apa pun yang berarti Israel akan mengakhiri perang di Gaza.

Namun surat kabar Israel mengatakan pendudukan terbuka untuk merundingkan gencatan senjata yang lebih lama. Pengeboman di Lebanon selatan. Bentrokan antara milisi Hizbullah dan tentara Israel semakin intensif di sepanjang perbatasan kedua negara. (Khabrani/HO) Rencanakan serangan ke Front Utara

Berita penarikan pasukan yang bertempur di Rafah muncul ketika kepala staf Israel, Letjen Harji Halevi, membocorkan rencana serangan IDF di front utara yang menargetkan gerakan Hizbullah Lebanon.

Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa Israel akan fokus menyerang Lebanon terlebih dahulu untuk menambah jumlah pasukan yang telah disiapkan.

Halevi dikutip oleh Times of Israel mengatakan, “Pasukan cadangan Brigade Etzion di lokasi yang dirahasiakan di perbatasan Lebanon sedang mempersiapkan serangan di utara Tel Aviv.”

Hal itu disampaikan Harji Halevi setelah timnya mengunjungi dan menilai situasi di sepanjang perbatasan utara Israel-Lebanon yang memanas sejak bulan lalu.

Belum dijelaskan secara spesifik persiapan apa yang dilakukan militer IDF untuk menetralisir kekuatan Hizbullah, namun menurut informasi yang beredar, pasukan ditambahkan untuk melakukan serangan lebih banyak.

Letnan Jenderal Herzi Halevi berpendapat, penyerangan pasukan IDF bertujuan untuk memulihkan keamanan penduduk Israel yang tinggal di wilayah pendudukan, apalagi sejak pecahnya perang Timur Tengah, setidaknya 80.000 warga Israel bagian utara harus mengungsi. dan meninggalkan rumah mereka.

Seperti Hamas, Hizbullah adalah kelompok militan Palestina yang menentang kehadiran Israel di Gaza. Sejak Israel mulai menyerang warga sipil Palestina pada Oktober 2023, Hizbullah telah mengumumkan akan melawan pasukan Israel di Gaza.

Dalam upaya memukul mundur pasukan Israel, kelompok militan Hizbullah dilaporkan mengebom beberapa pangkalan militer Israel dengan 35 drone atau pesawat berawak.

Belum diketahui apakah mereka menjadi korban serangan tersebut, namun menurut laporan, dua pangkalan militer Israel, Brigade Golani dan unit Egoz 621, yang terletak di barak Shraga di bagian utara kota Akka, hancur. Serangan drone Hizbullah.

Serangan tersebut menyebabkan kepanikan di wilayah Upper Al-Jalil Israel dengan sirene peringatan berbunyi dalam waktu lama dan hingga 200.000 warga mengungsi untuk mencari perlindungan.

“Serangan drone memicu sirene di wilayah Kiryat dan Upper al-Jalil, menyebabkan 200.000 warga Israel putus asa mencari perlindungan ke utara setelah tiga drone ditembakkan dari Lebanon di atas Nahariya,” jelas radio militer Israel.

Hizbullah telah menjadi musuh bebuyutan Israel

Hizbullah dan Israel terkenal sebagai musuh bebuyutan. Hubungan mereka tegang sejak 1992. Hal ini terjadi setelah serangan Israel yang menewaskan pendahulu Hizbullah.

Namun, serangan mereka semakin intensif sejak dimulainya perang Gaza, yang telah menewaskan 34.000 warga sipil sejak Oktober.

Hizbullah merupakan salah satu organisasi militan yang mendukung kemenangan Hamas dalam pertarungan di Gaza. Hizbullah kerap mengirimkan pesan dukungan kepada Hamas.

Meski sama-sama ingin memusnahkan Israel, Hizbullah dan Hamas memiliki perbedaan mendasar dalam aliran Islam yang dianutnya. Hamas sebagian besar adalah Sunni dan Hizbullah adalah kelompok Syiah.

(oln/khbr/almydn/tribun/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *