TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel bertekad mengakhiri hidup mereka setelah diperintahkan kembali ke medan perang di Jalur Gaza.
Akibatnya, Israel menghadapi kekurangan pasukan cadangan saat perang Gaza memasuki bulan kesembilan.
Demikian laporan Radio Israel yang mengutip Palestine Chronicle, Minggu (06/09/2024).
Dilaporkan bahwa terjadi kekurangan tentara, sehingga tentara mencari sukarelawan untuk berperang di Gaza.
Sebelumnya, surat kabar Israel Haaretz mengungkapkan, sejak 7 Oktober 2023, 10 perwira dan tentara Israel melakukan bunuh diri, beberapa di antaranya terjadi saat pertempuran di permukiman sekitar Gaza.
Pada pertengahan Maret 2024, militer Israel mengaku sedang menghadapi krisis kesehatan mental terburuk sejak tahun 1973.
Hal ini bermula dari bentrokan dengan kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza sejak operasi banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
Bulan lalu, surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa jajak pendapat internal militer menemukan bahwa hanya 42 persen perwira Israel ingin melanjutkan dinas militer setelah perang Gaza.
Persentase tersebut lebih rendah dibandingkan sebelumnya sebesar 49 persen pada Agustus 2023.
Tentara Israel telah melaporkan 3.763 tentara terluka sejak dimulainya perang pada 7 Oktober, dengan 2.902 orang terluka sejak pertempuran dimulai pada 27 Oktober.
Jumlah resmi korban tewas tentara Israel adalah 646 tentara dan perwira sejak awal perang.
Termasuk 294 orang yang tewas dalam pertempuran di Gaza.
Namun, rumah sakit dan media Israel melaporkan bahwa jumlah kematian sebenarnya lebih tinggi dari yang dilaporkan. Update korban di Gaza
Hingga saat ini, Israel masih melanjutkan serangan brutalnya di Gaza, meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 36.800 warga Palestina tewas di Gaza.
Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, lapor Anadolu Agency.
Hampir 83.700 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Delapan bulan setelah perang Israel dimulai, sebagian besar wilayah Gaza telah hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)