TRIBUNNEWS.COM – Saat proses perceraian, Tengku Dewi mengaku hubungannya dengan Andrew Andika baik-baik saja terkait anak mereka.
Namun Tengku Dewi mengatakan komunikasi dilakukan melalui perantara atau pihak ketiga.
“Komunikasi anak sebenarnya terjadi setiap hari, tapi melalui orang ketiga,” kata Tengku Dewi, dikutip dari penelusuran YouTube, Jumat (5/7/2024).
Tengku Dewi juga mengatakan, dirinya dan Andrew Andika tidak ada masalah dalam membagi waktu bersama anak-anaknya.
Bahkan, Tengku Dewi yakin anaknya tidak terbebani dengan kisruh rumahnya bersama Andrew.
“Pendistribusiannya sangat aman, sehingga anak saya tidak merasa ada masalah dengan orang tuanya,” tambah Tengku Dewi.
Tengku Dewi juga menjelaskan, jarak rumahnya dengan Andrew tidak jauh, sehingga sang anak bisa leluasa bertemu ayahnya.
Karena itu, Tengku Dewi yakin anaknya tidak merasa kehilangan ayah dan ibunya selama proses perceraian berlangsung.
“Tidak jauh dari rumah juga, jadi anak pergi ke ayahnya. Kalau ibunya bekerja, dia pergi ke ayahnya.”
“Semuanya benar-benar aman, sehingga anak tidak merasa ketinggalan,” ujarnya.
Tengku Dewi pun mengaku memberikan kebebasan pada anaknya untuk bertemu Andrew.
Hal itu ia lakukan karena Andrew adalah ayah kandung putranya.
“Iya iya (melepaskan anak untuk bertemu Andrew Andika), karena dia bapaknya,” kata Tengku Dewi.
Dalam kesempatan itu, Tengku Dewi pun mengaku sudah tak sabar lagi dengan kehidupan Andrew Andika.
Ia mengaku masih bisa mencari nafkah.
Untuk itu Tengku Dewi berdoa agar selalu dihibur.
“Saya tidak berharap karena saya juga bisa mendapatkan uang, hanya memudahkan saya,” tambah Tengku Dewi. Tengku Dewi meminta tunjangan anak kepada Andrew Andika sebesar 20 juta
Sebelumnya diberitakan, dalam proses perceraiannya, Tengku Dewi tak mempermasalahkan harta gana-gini milik Andrew Andika.
“Awalnya klien kami tidak menanyakan hal itu dalam gugatannya,” kata pengacara Tengku Dewi, Tiara Octavia, dilansir Investigasi YouTube.
Meski begitu, Tengku Dewi tetap meminta tunjangan anak kepada Andrew.
Tiara mengatakan kliennya meminta tunjangan sebesar Rp 20 juta per bulan.
Seumur hidup mbak Dewi minta Rp 20 juta per bulan, kata Tiara.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah/Ifan)