TRIBUNNEWS.COM – Contoh khutbah Jumat bulan Syawal yang membahas tentang cara menjaga iman dan ibadah setelah Ramadhan.
Isi khutbah Jumat pada artikel ini berkaitan dengan kewajiban bertakwa kepada Allah SWT.
Dalam ceramah singkat di hari Jumat ini, kami akan menjelaskan bagaimana umat Islam dapat meningkatkan ketakwaan setelah bulan Ramadhan.
Seorang khatib dapat berbicara tentang bagaimana menyatukan iman dan ibadah seorang muslim.
Contoh Teks Khutbah Jumat Syawal 2024 ini dapat dibaca pada saat Khutbah Jumat hari ini, Jumat, 19 April 2024.
Simak contoh khutbah Jumat berikut ini, dari Pondok Pesantren Tebuireng. Khutbah Jumat: Perlindungan Iman dan Ibadah والمحدودِ . احمده على نِعَمِهِ التي لا يَسْتَوْعِبُهَا الأَعدَادُ ولا يَشبهْعِبُهَا الأَع ْدَادُ ولا يَبشههه . Semoga Rahmat dan Damai menyertainya. صلاةً لاغايةَ لإمْدَاد ولامنتهى Masiral Muslim Rahimakumullah
Kewajiban kita semua adalah bertakwa kepada Allah SWT. dan selalu meninggikan nilai ibadah semaksimal mungkin.
Padahal, hendaknya kita berupaya untuk mengontrol nilai ibadah dalam segala tindakan kita. Serta tidak menyimpang dari nilai-nilai agama dan pedoman syariah.
Tugas kita juga adalah berharap, berdoa dan berdoa kepada Allah SWT agar perjalanan hidup kita selalu mendapat rahmat dan ridho-Nya sehingga kita dapat mencapai tujuan hidup tenteram, tenteram dunia dan akhirat.
Tentu saja hal ini harus dibarengi dengan perbuatan baik. Amal menurut ilmunya.
Sebab, setinggi apapun harapan kita, jika tidak diikuti amal maka hanya ilusi belaka dan tidak membawa hasil apa-apa.
Sebaliknya yang dituntut dari orang yang berakal kepada Allah adalah berhak beribadah kepada Allah dan mampu menjamin segala hak Allah.
Al Atha’ dalam kitab Al-Hikam mengatakan:
Jika Allah telah memberkahimu dengan ketaatan terhadap segala kepenuhannya dan rasa kekayaannya. Maksud saya, Anda sudah cukup dengan ibadah itu, dan Anda tidak memerlukan apa pun selain itu. Maka Anda tahu bahwa Tuhan benar-benar telah memberkati Anda secara lahir dan batin. Masiral Muslim Rahimakumullah
Merujuk pada janji Allah terhadap ibadah dan keimanan seseorang, serta ancaman dan laknat Allah karena menyimpang dan menyimpang dari jalan-Nya.
Faktanya, Al-Qur’an telah menjelaskan dan menjelaskan kepada kita banyak perumpamaan yang ada dalam kehidupan masyarakat sebelum Nabi Muhammad SAW.
Faktanya, ada beberapa bagian yang mengalir bersamaan. Artinya tepat di bawah.
Diantaranya adalah firman Allah SWT. Surat al-A’RAF ayat 96 : وAC; بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونlibe
Seandainya penduduk bumi beriman dan bertaubat, niscaya Kami akan berikan kepada mereka (luka-luka) di langit dan di bumi, namun mereka mengingkari (ayat-ayat Kami) dan Kami siksa mereka atas perbuatan mereka.
Surat Lain Al-Ma’idah Ayat ولو أن اهل الكتاب امنو وتقوْ رقوْاهل الكتاب هم سيِّاتهم اتِ النَّ ِيمِ
Jika Ahli Kitab beriman kepada kebenaran dan menaatinya, niscaya Kami akan menutupi dosa-dosa mereka dan memasukkan mereka ke dalam surga yang mereka nikmati.
Ayat serupa ada di surat al-Baqarah 103 خَيْرٌ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Namun jika Ahli Kitab beriman dan taat (mereka akan diberi pahala), maka pahala Allah pun baik jika mereka mengetahui. Masiral Muslim Rahimakumullah
Ketiga ayat di atas berkaitan dengan laknat Allah SWT terkait berbagai macam penyimpangan dan kebohongan mengenai nilai-nilai keimanan dan ibadah.
Allah SWT yang maha suci keagungan-Nya, sebesar apapun dosanya.
Namun Allah SWT tetap memberikan kesempatan ampun kepada mereka yang mau bertaubat dan menunaikan ibadah keagamaan ini dengan baik. Masiral Muslim Rahimakumullah
Terakhir, dalam rangkaian bacaan yang telah kita baca sebelumnya, kita harus berhati-hati. Ada dua kalimat yang sama.
Ketiga ayat ini mengandung kalimat wa amanu wa ittaqau. Strukturnya sama, bentuknya sama dan sudah ditambahkan musnad tauhid dan juga tauqid tuhan musnad.
Maka jelaslah bahwa keimanan dan ibadah itu terikat pada hamba yang menunaikannya, dan pahalanya akan terasa di dunia dan di akhirat. Masyral Muslim
Artinya iman dan ibadah harus bersatu.
Kesalehan seseorang ditulis oleh Allah hanya bila kesalehan itu didasari oleh keimanan yang teguh di dalam hati. Apa alasannya? Karena keimanan adalah hasil karya hati dan tanda keimanan serta ketaatan terhadap segala aturan agama.
Sedangkan ibadah adalah pencatatan amal yang menunjukkan keimanan melalui ibadah sehari-hari.
Jika seseorang mempunyai kedua hal tersebut dan ingin memenuhinya secara sadar, maka ia memang berhak menerima janji-janji Allah SWT.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang mampu bersungguh-sungguh menaati dan menghindari hal-hal yang menjauhkan kita dari jalan Allah SWT. Tuhan menjadikan kami dan Anda sebagai pemenang. ولله يقول وبقوله يهتد المهتد ون . Saya kembali dari iblis. بسم الله الرحمن الرحيم. Anda tidak perlu khawatir tentang hal ini. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْْقْرْانِ الْعَظِيم diatas قَبَّلُمْ يَلْقَرْانِ عَظِيْم تِلَاوتينِ لِي
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)