Teknologi AI Jadi Ancaman Keaslian Karya Musik? Ini Kata Pengamat

Dilansir reporter Tribunnews.com Fauzi Alamsyah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kecerdasan buatan (AI) mulai merambah industri musik tanah air.

Teknologi AI ini menuai pro dan kontra di kalangan musisi terkait penggunaan kecerdasan buatan.

Kritikus musik Ryan Campois kemudian membagikan pemikirannya tentang kemurnian musik di era digital.

“Sebenarnya, menurutku tidak ada yang namanya musik murni, dan ya, bagaimanapun tingginya, kami menerima banyak musik yang sudah ada, terlepas dari teknologinya, kami mengandalkan peralatan yang canggih, peralatan yang cukup, jadi kemurnian musik seperti itu sudah tidak murni lagi,” kata Ryan Campua di Tribunnews.com, Jumat (9/8/2024).

Pasalnya, tren musik saat ini bersifat repetitif yang sering didengar oleh pendengarnya.

“Yang kita lihat saat ini adalah musik berulang, tren berputar-putar, dan kita suka berspekulasi, oh, lagu ini seperti lagu ini, ya, seperti itu, kan?” Itu bukan musik murni dan tidak disalahkan dan itu bagian dari proses,” kata Ryan.

“Kadang kita memuja orang yang diilhami tuhan, kadang ada hubungannya, kita lupa kalau kecintaan kita mendengarkan musik ada pengaruhnya, kita putuskan untuk mendapatkannya meski hanya 8, itu satu hal. Musik ini sudah tidak murni lagi, AI sudah tidak ada lagi katanya.

Selain itu, kemunculan kecerdasan buatan dan AI dapat menjadi ancaman besar bagi industri musik tanah air.

“Sangat menakutkan ya, menurut saya itu ancaman terbesar. “Ya, musisi mapan, artinya mapan atau berpengalaman, itu sangat berbahaya karena mungkin ada saatnya menjadi musisi itu mudah jika Anda menyukai musik.”

Jika Anda suka musik tapi tidak bisa memutar musik, AI timing akan menjawab semua itu dan itu sangat berbahaya. “Itu akan mempengaruhi karakter penyanyinya, karakter musiknya, dan konsep musiknya,” ujarnya.

Meski menawarkan banyak fitur berguna, AI diperkirakan tidak akan menghidupkan sebuah karya musik.

“Kalau mau tulis kata-kata saya, inspirasi datang di malam hari, AI tidak mau menunggu sampai malam, AI bisa kapan pun dia mau, AI bisa menjawab semuanya. Adakah yang tidak bisa dilakukan AI? Saya pikir karena teknologi rumit, teknologi tidak ada hati, jadi robot diciptakan oleh AI. Mudah-mudahan dia bisa melihat bahwa itu merespons emosi yang diciptakan dan bukan teknologinya, ”ujarnya.

Sebab musik yang bagus adalah musik yang mampu memberikan dampak emosional bagi pendengarnya.

Namun lagu-lagunya akan dinyanyikan dari hati dan mampu membangkitkan haru saat kita mendengarnya. “Lagu emosional adalah lagu yang sangat bagus,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *