Laporan dari Tribunnews.com Andrapta Pramudias
TribuneNews.com, Jakarta – Pemerintah meningkatkan penyaluran penyesuaian harga pangan dan beras (SPHP) oleh Badan Penyediaan Pangan Nasional (BAPANAS) di banyak daerah yang harga berasnya tinggi.
Daerah yang mengalami kenaikan harga beras sebagian besar antara lain sebagian Sumatera Barat (Sambar), Kalimantan, dan Indonesia bagian timur.
Misalnya, harga beras premium di Sumbar naik dari Rp 17.350 menjadi Rp 17.430 per kilogram pada minggu ini, berdasarkan data harga Bapanas.
Sementara di saat yang sama, rata-rata harga beras di Sumbar meningkat dari Rp 15.170 menjadi 15.230 per kilogram.
Gusti Ketut Asthawa, Asisten Penyediaan dan Keberlanjutan Pangan Badansin, meminta Kepala Dinas Pangan segera berkolaborasi dengan Kepala Daerah Bulogin untuk memediasi harga tersebut.
“Hal ini kami lampirkan pada surat yang memerlukan tanda tangan pasar agar harga beras kembali normal,” kata Kettut dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/11/2024).
Ketut mendorong pemerintah daerah untuk terus melakukan upaya peningkatan jumlah pangan di wilayahnya.
Ia juga meminta daerah menyelenggarakan Proyek Distribusi Pangan (FDP) melalui anggaran darurat (BTT) untuk meningkatkan pengumpulan pangan antar daerah.
Sekadar informasi, pemerintah meningkatkan porsi produksi beras SPHP pada tahun 2024 dari 1,2 juta ton pertama menjadi 1,4 juta ton.
Jumlah SPHP beras sampai 11 November 2024 mencapai 1.253.824 ton (89,56 persen) dari 1,4 juta ton.
Jalur penjualan beras SPHP sebesar 65,2 persen melalui pedagang, 29,9 persen melalui distributor, 3,3 persen melalui operasional, 1,2 persen melalui pemerintah daerah, 0,3 persen melalui BUMN.
Kanwil DKI Jakarta & Banten mempunyai pasokan tertinggi sebesar 299.712.055 ton (95,75 persen dari target) dan terendah di Kanwil Bali sebesar 9.244.170 ton (97,31 persen dari target).
Sedangkan target minimal yang dicapai di Kanwil Papua dan Papar sebesar 18.770525 ton (67,04 persen dari target).