TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri di tanah air sedang meningkatkan upaya penggunaan energi hijau untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Krakatau telah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Posko Hot Rolling Mill (HRP) yang telah dibuka menjadi pabrik baja berkelanjutan.
CEO Krakatau Posco Jung Bum Su menekankan pentingnya inovasi dalam meningkatkan kapasitas pasar baja global.
“Sebagai pabrik metalurgi di Indonesia, Krakatau POSCO menghadapi tantangan regulasi global seperti CBAM Uni Eropa yang mewajibkan produk rendah karbon. Senin (25/11/2024), Jong Bum Su mengatakan: “Sesuai regulasi terkait terhadap lingkungan hidup dan perubahan iklim, kami menyikapi strategi energi terbarukan dengan membangun PLTS dan KCE (Krakatau Chandra Energi).
Kapasitas PLTS di gedung kantor pusat HRP sebesar 125 kW.
Ia mengatakan pembangunan PLTS di Hot Roll Mill akan membawa banyak manfaat ekonomi dan lingkungan.
Dari sudut pandang finansial, pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 1,2 megawatt akan menghasilkan lebih dari 1,6 GigaWatthours (GWh) listrik per tahun dan menyediakan utilitas dengan tarif jauh di bawah tarif listrik konvensional.
Hal ini tidak hanya mengurangi biaya operasional, tetapi juga memperkuat kapasitas perusahaan. Sementara dari sisi lingkungan, instalasi ini mampu menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 1407,2 tCO2-e per tahun.
Pengurangan emisi ini setara dengan menghilangkan 300-400 mobil dari jalan raya atau menanam 70-80.000 pohon per tahun.
CEO PT Krakatau Chandra Energi, Erri Dewi Riani, meyakini Krakatau Posco akan terus meningkatkan pemanfaatan energi bersih di seluruh fasilitasnya guna mendorong perkembangan industri melalui pemanfaatan energi baru terbarukan.
“Hal ini juga akan mendukung langkah penurunan emisi tahun 2060 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca,” jelasnya.