TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencegah kekurangan dengan program pencegahan intervensi paralel. Program ini akan melakukan intervensi secara simultan di berbagai wilayah di Indonesia untuk mencegah stunting sejak dini.
Direktur Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi mengatakan, pihaknya akan memastikan program intervensi paralel yang dicanangkan khusus ini merupakan upaya preventif.
Langkah ini diyakini lebih efektif dibandingkan pengobatan saja. Dikatakannya, kekurangan masih sangat banyak karena pencegahan baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri masih sangat kurang.
“Kita masih berada dalam masa transisi di mana kita cenderung mengobati penyakit dibandingkan mencegahnya.” “Sama halnya dengan stunting, pencegahannya masih kurang,” ujarnya saat berdiskusi di Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) tentang Tantangan Menurunkan Stunting sebesar 14%, Kamis (30/5/2024).
Dalam intervensi kontemporer yang akan dilaksanakan pada bulan Juni, Kementerian Kesehatan akan mengambil beberapa langkah. Intervensi pertama yang dilakukan adalah pada ibu hamil.
Ibu hamil dengan masalah gizi dini harus mendapat pengobatan segera. “Kemudian nanti pada intervensi serentak, 100 persen ibu hamil harus datang ke Posyandu dan memeriksa status gizinya,” jelas Maria.
Jika terdeteksi masalah gizi sejak awal, maka akan dirujuk ke layanan kesehatan masyarakat dan peningkatan makanan selama 120 hari. Lalu intervensi kedua, anak di bawah usia lima tahun juga ikut bertambah berat badannya.
Upaya ini dilakukan untuk mendeteksi masalah gizi pada anak sedini mungkin. “Kami ingin memastikan jika berat badan anak kecil tidak meningkat dari bulan sebelumnya, segera ada intervensi untuk mencegah masalah gizi yang lebih serius,” tambahnya.
Tak hanya ibu hamil, program ini juga diperuntukkan bagi calon pengantin (catin). Pihaknya akan mengeluarkan surat edaran yang meminta calon pengantin memeriksa posyandu.
“Untuk memastikan mereka siap menikah dan memiliki anak dalam kondisi kesehatan terbaik,” kata Maria.