Teguh Aprianto: Klaim Ransomware BRI oleh Bashe Terkocak Sepanjang Masa

Serangan dunia maya (serangan dunia maya) masih berlaku untuk sektor perbankan Indonesia. Baru -baru ini, Bashe Hacker Group Hacker Group Attack disebut sebagai korban Pt Rakyat Indonesia (BRI).

Tugh Ariaanto, seorang konsultan keamanan dunia maya dan pendiri Indonesia, seorang peretas etis dalam menanggapi viral case, mengatakan serangan ransomware memenuhi informasi yang berkaitan dengan BRI.

Teguh menunjukkan fakta -fakta klaim Bashe di akun @Secgron akun X (Twitter), dan mengklaim bahwa ia berhasil dalam data bank yang dimiliki bank yang dimiliki negara.

“Detailnya tidak yakin, jadi saya memilih untuk tidak memposting sesuatu yang terkait dengan peristiwa ini. Jika tidak, tidak benar bahwa Bri adalah korban ransomware.” Twitter @Secgron, Bri Ransomware Teguh Aprianto

Sebelumnya, Bashe memberikan tenggat waktu kepada BRI pada 16,00 WIB pada tanggal 23 Desember 2024, dan menerbitkan “data” “data” yang dikenal sebagai data pribadi, data pelanggan, dan data keuangan.

Sebagai tanggapan, Teguh berpendapat bahwa Bashe Ransomware sedang menunggu sampel data yang diklaim sebagai serangan terhadap BRI.

Setelah melewati tenggat waktu, Bashe akhirnya mengeluarkan data yang disebut bukti. Tetapi hasilnya tidak dapat dipahami. 

“Data hanya satu file Excel dengan satu set 100 lapisan dan menemukan bahwa itu sudah kompatibel dengan dokumen di Scribd dan PDFCOFE,” jelas Teguh. Dia juga mengatakan bahwa permintaan ini tidak terlihat serius.

Teguh berkata, “Kita akan melihat Bashe Ransomware Group.” 

Pekerjaan Teguh April di media sosial menerima berbagai tanggapan dari warga negara. Rathdi Arif adalah salah satunya, yang mengklaim bahwa itu mencurigakan tentang tuntutan peretasan.

“S. Burt adalah sertifikat tingkat global. Ditulis melalui akunnya X.

Data pelanggan aman

Pakar Siber Cissec juga merespons dengan menanggapi berita tentang serangan ransomware. Cissec Siber Pratamadha Security Research Institute mengatakan bahwa rekannya melakukan serangkaian investigasi.

Akibatnya, serangan dunia maya dalam ransomware cenderung menjadi informasi yang salah.

Prato Persions mengatakan pada hari Rabu (25/12) Tangerang Tribune bahwa serangan ransomware memiliki sistem cadangan yang baik dan prosedur pemulihan. “

Bri berbicara sebagai tanggapan atas kebocoran data karena serangan ransomware bashe.

AraR M. Nugraha, Direktur Teknologi Digital & BRI, menekankan bahwa Bri membuat kedalaman dalam evaluasi -deph dan menekankan bahwa sistem tidak memiliki ancaman ransomware.

“Evaluasi tambahan juga menunjukkan bahwa data yang diposting atau output data sistem BRI.”

Dia berpendapat bahwa semua layanan BRI dan sistem perbankan, termasuk layanan digital seperti Brimo, ATM dan lainnya, dijalankan tanpa gangguan. Selain itu, Bank EEA juga memastikan bahwa keamanan data pelanggan dipertahankan. PT Bank Rakyat Indonesia (PERSO) TBK (BRI) menunjukkan bahwa serangan ransomware tidak ditemukan dalam sistem bank. (Doc. Bri)

Beberapa hari yang lalu, Meutya Hafid, Minkomdigi, menjamin tidak ada serangan cyber -ransomware atau kebocoran data di bagian perbankan, terutama di media sosial X.

Hasilnya dikonfirmasi bahwa itu didasarkan pada hasil yang disesuaikan dengan National Siber and Password Agency (ESB) dan mengkonfirmasi bahwa tidak ada target untuk sektor perbankan.

Meutya juga lebih menarik bagi publik untuk menyaring informasi tentang media sosial. Ini mendorong orang untuk mengandalkan media publik yang andal dan terdaftar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *