Tarik Rp150.000 Per Bus Wisata, Tukang Parkir Resmi di Lapangan Banteng Akui Rutin Setoran ke Dishub

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Gunawan (bukan nama sebenarnya) mengaku mengenakan tarif Rp 150.000 untuk setiap bus wisata yang parkir di Lapangan Banteng.

Seorang petugas juru parkir (jukir) mengaku rutin menyerahkan “titipan” kepada beberapa petugas Dinas Perhubungan (dishab) yang ditugaskan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

“Kami akan investasikan ke Kementerian Perhubungan. “Setiap hari ada yang datang ke sini (untuk mengambil uang),” kata Gunawan saat ditemui di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2024).

Petugas Dishab penerima uang titipan mengatakan, dirinya sudah lama bekerja di Lapangan Banteng. Namun Gunawan enggan membeberkan nama petugas yang bekerja di sana maupun jumlah seluruh petugas.

Sementara itu, Nana (bukan nama sebenarnya) yang sehari-hari berbisnis di sekitar Lapangan Banteng mengaku “membantu” mengatur parkir di sana.

Ia juga menegaskan, lahan parkir di Lapangan Banteng sudah resmi sehingga bus wisata yang sedang parkir tidak ditarik oleh pihak dinas perhubungan.

Ujar Nana saat diwawancara Rabu (26/6/2024) lalu.

Perlu diketahui, sesuai Peraturan Gubernur 31 Tahun 2017, harga parkir pinggir jalan untuk bus dan truk berkisar antara Rp4.000 hingga Rp9.000 per jam. Penarikan Rp 150.000 per bus wisata

Gunawan (bukan nama sebenarnya) mengaku mengenakan tarif Rp 150.000 untuk setiap bus wisata yang diparkir di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

Sebenarnya tempat ini merupakan area parkir resmi.

“Di sini sehari Rp 150.000,” kata Gunawan, Selasa (9/7/2024) di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

Hingga hari ini, Gunawan mengatakan, sudah ada lima bus wisata yang terparkir di Lapangan Banteng. Namun, tidak semua bus parkir di tempatnya bertugas.

Ibarat memarkir mobil kecil atau sepeda motor, petugas parkir resmi seperti Gunawan mengarahkan kendaraan agar parkir dengan rapi dan mengenakan biaya parkir.

Gunawan yang mengenakan pakaian dinas dari pihak dinas angkutan mengaku selalu memberikan kwitansi kepada sopir bus yang membayar biaya parkir di sana.

“Ada kuitansi. “Dia (sopir) juga ikut menandatangani,” lanjut Gunawan.

Ia mengatakan kwitansi tersebut merupakan bukti bahwa dirinya tidak terpaksa membayar di bus wisata tersebut.

Sementara itu, Gunawan mengaku tidak perlu membayar sebesar Rp 150.000. Jika uang tunai tidak tersedia, pengemudi mungkin membayar lebih murah dari tarif normal.

“Kalaupun kurang dari Rp 100.000 (diterima). “Bahkan kadang tersedia Rp 30.000,” lanjutnya.

Gunawan mengaku tidak berminat memaksa sopir bus karena banyak yang mendapat uang lebih banyak dibandingkan pemilik travel.

“(Beberapa) mendapat (uang) hanya untuk bensin dari kantor,” kata Gunavan.

Namun, banyak pengemudi bus yang masih membayar tarif yang diwajibkan. Terutama bagi mereka yang tidak ingin bersusah payah mendapatkan lokasi parkir yang aman.

Tapi tidak akan diderek,” jelas Gunawan lagi. Ia mengatakan, area parkir di Lapangan Banteng juga dinilai aman dan belum pernah dikunjungi orang. Sebagai informasi, berdasarkan Pergub 31 Tahun 2017, tarif parkir bus dan pinggir jalan untuk truk dan sejenisnya berkisar Rp4.000 hingga Rp9.000 per jam.

Sebelumnya, kejadian dua bus wisata yang dikenai denda parkir liar diunggah akun TikTok @babybossbus dan akhirnya tersebar ke beberapa akun Instagram seperti informasi @jabodetabek24.

Dalam artikel video tersebut disebutkan dua rombongan bus wisata di sekitar Stasiun Gambhir mengenakan biaya parkir masing-masing sebesar Rp 150.000. Setelah itu bus berangkat menuju Masjid Istiqlal.

Namun di sana, bus kembali mengenakan biaya parkir hingga Rp 300.000 untuk dua unit bus.

Dalam video tersebut, juru parkir dan kondektur bus adu mulut hingga petugas Dinas Perhubungan bubar. Beberapa saat kemudian bus diminta berangkat namun sopir mengikuti bus tersebut menuju Senan di Jakarta Pusat. Akhirnya karena takut busnya rusak, pemilik menyerahkan uang yang dimintanya. (Kompas.com/Tribunnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *