TRIBUNNEWS.COM – Serangan Israel di pusat ibu kota Lebanon, Beirut, pada Jumat (10/10/2024), menewaskan 22 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Padahal, seperti dilansir Reuters, serangan negara Zionis itu dimaksudkan untuk membunuh para petinggi Hizbullah.
Menurut tiga sumber keamanan di Beirut, seorang komandan senior Hizbullah dikatakan membela serangan Israel tersebut.
Pada saat yang sama, serangan serupa juga dilakukan di Lebanon selatan, yang mengakibatkan dua pasukan penjaga perdamaian PBB (PBB) asal Indonesia terluka.
Mereka terluka ketika sebuah tank Israel ditembakkan ke sebuah menara di markas tentara di Ras al-Naqoura.
“Pagi ini, dua pasukan penjaga perdamaian terluka setelah tank IDF Merkava menembaki menara keamanan di markas UNIFIL di Naqura, mengenainya secara langsung dan menyebabkan mereka terjatuh,” demikian pernyataan misi tersebut, dilansir The Guardian.
Pasca kejadian tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) meminta Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengambil tindakan serius.
Hal tersebut dilaporkan langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi.
Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memastikan mandat DK PBB dihormati dengan mengambil langkah-langkah nyata untuk menjaga kredibilitas DK PBB, kata Retno melalui pesan video, Kamis (10/11/2024), dikutip dari Kompas.com.
Retno juga mengatakan, serangan Israel ke markas UNIFIL merupakan upaya terorisme.
Kembali ke serangan Israel di pusat kota Beirut, Wafiq Safa mengatakan bahwa dia adalah sasaran serangan Israel pada Jumat malam dan dia beruntung masih hidup.
Untuk diketahui, Wafiq Safa merupakan kepala penghubung dan kerja sama Hizbullah yang dilakukan melalui kerja sama dengan badan keamanan Lebanon.
Serangan Israel ini menghantam kawasan pemukiman besar di pusat Beirut.
Sebelum melakukan penyerangan, Zionis tidak mengeluarkan peringatan untuk mengevakuasi warga sipil di Beirut.
Memang Israel sudah mengetahui bahwa lokasi tersebut adalah markas Hizbullah.
Pasca serangan ini, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan 22 orang tewas dan 117 lainnya luka-luka.
Lebanon juga mengatakan delapan keluarga juga tewas akibat serangan Israel.
Di sisi lain, saksi dari Reuters melaporkan bahwa setidaknya satu serangan terjadi di dekat rumah es, menimbulkan kepulan asap tebal.
Sementara itu, menurut video yang disiarkan televisi al-Manar milik Hizbullah, serangan itu memicu kebakaran besar yang terjadi saat tim penyelamat mencari korban yang selamat.
Terkait serangan ini, Israel tidak berkomentar.
Kemudian, upaya pembunuhan Safa yang dilakukan Israel menjadi tanda meningkatnya tujuan negara Zionis di kalangan petinggi Hizbullah.
Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir, Israel berhasil membunuh beberapa petinggi Hizbullah, dengan pemimpin yang menjadi sasaran utama mereka, yakni Hassan Nasrallah.
Hassan Nasrallah tewas dalam serangan besar yang dilancarkan tentara Israel pada 27 September 2024 di Beirut.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Singgih)
Artikel lain terkait Palestina vs. Konflik Israel