TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bisnis berkelanjutan dapat membantu memenuhi target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen.
Ketua Dewan Koalisi Ekonomi Down to Earth (KEM) Gita Syahrani mengatakan Usaha Lestari bertujuan untuk mendorong kegiatan ekonomi terbarukan berbasis keanekaragaman hayati dengan mempertemukan pelaku usaha, pemerintah, dan investor.
Koalisi Ekonomi Down to Earth mulai mendorong inovasi bisnis berkelanjutan dua tahun lalu.
Program ini bertujuan untuk menerapkan ekonomi regeneratif yang bekerja sama dengan agroforestri dan pertanian regeneratif.
Sasarannya adalah badan usaha yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya alam (NRM), seperti petani, pekebun, dan nelayan.
“Kami melihat target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen 2025-2029 – dapat dicapai melalui ekonomi berbasis keanekaragaman hayati. Bisnis berkelanjutan akan membantu mewujudkan hal ini,” kata Gita pada sesi monolog Greenovator: “Transforming Collective Movement: Driving Indonesia’s Regenerative Ekonomi” pada Katadata’s Future Economy (SAFE) 2024 di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis. (2024-08-08).
Koalisi Ekonomi Beralas adalah aliansi 34 organisasi yang berfokus pada aksi iklim.
Secara umum, ekonomi regeneratif merupakan model ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia dan dilaksanakan bersamaan dengan upaya pelestarian lingkungan dan tatanan sosial masyarakat.
Ekonomi regeneratif juga menitikberatkan pada pengembangan unit-unit lokal yang dilakukan secara kolektif dan kolaboratif, serta melakukan inovasi secara holistik.
Pada tahun 2023 pemenang terobosan iklim menyampaikan bahwa KEM juga berkontribusi dalam peningkatan kapasitas pelaku usaha seperti nelayan atau petani kopi.
Pelaku usaha yang perlu meningkatkan skala operasinya namun tetap bertanggung jawab terhadap lingkungan akan didukung melalui rantai nilai kolaboratif untuk terhubung dengan investor, pendukung, dan aktor pendukung lainnya.
Gita juga mengutip studi CELIOS yang menjelaskan paradigma ekonomi baru yang terdiri dari tiga prinsip utama. Pertama, memulihkan fungsi ekosistem, struktur objek ekologi dan sosial, termasuk hubungan manusia dan alam.
Selain itu, tindakan kolektif juga diprioritaskan, dengan penekanan pada pengelolaan sumber daya alam oleh masyarakat lokal. Terakhir, mendukung pengentasan kemiskinan, kesenjangan, dan membangun perdamaian dan keamanan.
“Kami menargetkan 100 perusahaan berkelanjutan, 100 yurisdiksi yang kaya akan hutan dan gambut, dan akan mengalokasikan dana sebesar 200 juta USD,” kata Gita.
Pembentukan Koalisi Ekonomi Wajar pada awalnya bertujuan untuk menemukan keseimbangan antara energi mineral dan kekayaan sumber daya alam negara.
Gita melihat prioritas pemerintah selama ini adalah eksploitasi energi mineral, padahal sektor perkebunan dan keanekaragaman hayati Indonesia begitu kaya.
Misalnya, dia menyoroti aset mineral seperti nikel dan batu bara yang ditargetkan sebesar 91,72 persen. tambahan investasi nasional.
Sementara itu, sektor kehutanan, pertanian, dan pelayaran menyumbang kurang dari 10 persen investasi hilir Indonesia.
Oleh karena itu, di Indonesia, pemerintah harus mengedepankan bioekonomi yang menciptakan petani kuat, nelayan tangguh, dan pekebun tangguh. “Mereka akan melindungi keanekaragaman hayati kita,” tambah Gita.