Target Bauran EBT di RI Bisa Tercapai, Asalkan Ada Anggaran Rp200 Triliun Lebih

Laporan jurnalis Tribunnevs.com, Ismoio

TRIBUNNEVS.COM, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Indonesia membutuhkan dana besar untuk meningkatkan nilai bauran energi terbarukan (EBT).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Devi mengungkapkan, dibutuhkan setidaknya US$14 miliar untuk meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 8,2 gigawatt.

Hal itu diungkapkan Enya saat acara Indonesia Sustainable Energy (ISEV) 2024 di Jakarta, Selasa (10/9/2024).

“Dari segi pendanaan, kalau saya tanya, kita membutuhkan Rp 216 triliun atau US$14 miliar pada tahun 2030,” kata Enya.

“Ini diperlukan energi terbarukan 8,2 gigawatt yang belum dilakukan PLN. Jadi masih ada RUPTL yang belum dipenuhi,” lanjutnya.

Diketahui, realisasi kapasitas terpasang pembangkit EBT hanya akan mencapai 13.155 megawatt (MW) atau 13,16 GV pada tahun 2023.

Di antaranya pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) sebesar 154,3 MW, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) (onshore, floating, dan rooftop) sebesar 573,8 MW, Bio PLT (biomassa, biogas, limbah) sebesar 3.195,4 MW, PLTP (panas bumi) sebesar sebesar 2.417,7 MW, PLTA sebesar 6.784,2 MW dan PLT Gas Batubara sebesar 30,0 MW.

Selain itu, kata Enija, pemerintah akan terus mendorong pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) guna mencapai tujuan bauran energi sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Pemerintah akan terus berkomitmen terhadap pengembangan EBTKE sebagai upaya mencapai pembangunan energi berkelanjutan.

Sementara itu, sejumlah platform seperti Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP), Komunitas Nol Emisi Asia (AZEC), dan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) diharapkan dapat menarik berbagai investasi.

“Kalau bicara target 23 persen di tahun 2025, sebenarnya sudah di depan mata apakah kita bisa mendapatkan investasi sebesar itu,” jelas Enija.

Jadi, di antara penawaran kami di G20 dan JETP adalah AZEC, IPEF. Nah program-program ini akan menjadi wadah bagi kita untuk menarik investasi,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *