Target Baru Houthi di Israel: Pelabuhan Ashdod, Ashkelon, Perusahaan Listrik, dan Ladang Gas Alam

TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Ansarullah (Houthi) dilaporkan akan memperluas wilayah operasinya dengan tujuan memutus transportasi laut dari Tanjung Harapan Selatan yang diduduki Israel.

Rencana ini bertepatan dengan perluasan dan perluasan operasi Houthi di Laut Mediterania dan Samudera Hindia.

Surat kabar Lebanon “Al-Akhbar” menulis pada Selasa (23/08/2016) 7/2024: “Target ini akan diperluas ke pelabuhan-pelabuhan baru yang diduduki Israel, seperti pelabuhan Ashdod dan pelabuhan minyak Ashkelon, dan serangan terhadap pelabuhan Haifa akan semakin intensif.”

Kelompok Houthi telah memutuskan skala operasi dan jenis tujuan pada tahap kelima, yang akan dilaksanakan pada tingkat yang hampir sama dengan tahap keempat.

Selain itu, Houthi, Orot Rabin, Rotenberg, Beberapa pembangkit listrik Israel, seperti pembangkit listrik Eshkol dan Haifa, telah ditetapkan sebagai target resmi Houthi.

Perluasan target tersebut terjadi setelah Israel meledakkan tangki minyak di Hodeida pada Sabtu (20/7/2024) sebagai respons atas serangan drone Houthi di Tel Aviv pada Jumat pagi (19/7/2024).

Akibat serangan tersebut, Houthi memasukkan Haifa di Laut Mediterania, ladang gas alam Leviathan di sebelah barat Tamar dan Shaman serta Zohar di Laut Mati dalam daftar target mereka.

Ali Al-Qahoum, anggota kantor politik kelompok Ansarullah di Yaman, menegaskan bahwa Houthi akan membalas serangan Israel dalam beberapa hari ke depan.

Mulai 19 November 2023, Houthi akan menargetkan kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar mengakhiri agresinya di Jalur Gaza.

Hingga berakhirnya agresi Israel di Jalur Gaza; Kelompok Houthi mengatakan bahwa mereka tidak akan menghentikan serangan mereka di Laut Merah sampai blokade Jalur Gaza dicabut dan bantuan kemanusiaan mencapai Palestina.

Pada saat yang sama, sekutu Israel, AS, bersama Inggris, membentuk Koalisi Laut Merah untuk menyerang wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman dan memaksa Houthi berhenti menyerang kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di wilayah tersebut. Jumlah korban

Sementara Israel terus melakukan provokasi di Jalur Gaza, sejak Sabtu (10/7/2023) hingga Selasa (23/7/2024), jumlah warga Palestina yang tewas mencapai lebih dari 39.090 orang dan melukai 90.147 orang, 1.147 orang. Menurut kantor berita Anadolu, mereka yang terbunuh di wilayah Israel;

Gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Al-Assa sejak tahun 1948 pada Sabtu (7/10/2023) setelah Israel mengebom Jalur Gaza.

Hingga akhir November 2023, Israel memperkirakan terdapat 120 sandera Hamas di Jalur Gaza, setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina, hidup dan mati.

Sementara menurut laporan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024, lebih dari 21.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel.

(Tribunnews.com/Unita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *