TRIBUNNEWS.COM – Militer Amerika Serikat (AS) menyatakan pihaknya menembak jatuh ratusan rudal balistik Iran yang ditembakkan ke Israel Selasa dini hari waktu setempat.
Pada konferensi pers Pentagon, Kepala Staf Gedung Putih Mayjen Patrick Ryder mengatakan dua orang AS
Jumlah rudal yang ditembakkan tidak dijelaskan lebih lanjut. Namun Gedung Putih mengatakan serangan rudal Iran “telah dikalahkan dan tidak efektif.”
“Kapal perusak Angkatan Laut AS bergabung dengan unit pertahanan udara Israel dalam menembakkan pencegat (rudal) untuk menembak jatuh roket yang masuk,” kata AS.
“Serangan tersebut tampaknya telah berhasil dikalahkan dan tidak efektif. Dan ini merupakan bukti kemampuan militer Israel dan militer Amerika,” tambahnya.
Hal ini juga dibenarkan oleh militer Israel yang menyebutkan telah berhasil mencegat 180 rudal yang ditembakkan Iran.
Meski berhasil dicegat, beberapa rudal Iran dilaporkan menghantam Israel bagian selatan dan tengah.
Untuk mencegah eskalasi lebih besar, penasihat keamanan Amerika Jake Sullivan mengatakan Iran akan segera menghadapi konsekuensi mengerikan dari serangan terhadap Israel.
Sejauh ini, Sullivan belum merinci dampak apa yang akan diterima Iran akibat serangan tersebut.
Namun, ia tetap mengumumkan bahwa Amerika mendukung Israel untuk melancarkan serangan balik terhadap Iran. Sirene Israel meraung-raung
Sirene peringatan kembali terdengar di seluruh Israel, termasuk Yerusalem, segera setelah peluru ditembakkan dari Lebanon.
Kepanikan berkobar sedemikian rupa sehingga militer setempat mendesak penduduk Israel selatan dan tengah untuk segera memasuki tempat perlindungan sampai ada instruksi lebih lanjut.
Sejauh ini, pemerintah Israel belum mengungkapkan apakah ada korban jiwa akibat serangan roket Iran, namun media lokal Yediot Ahronoth melaporkan bahwa kerusakan parah terjadi di wilayah utara Tel Aviv akibat serangan roket terhadap sebuah bangunan. Tetangga.
Sementara itu, layanan darurat Israel mengatakan tiga orang terluka akibat roket Iran di Tel Aviv.
Mengantisipasi serangan serupa, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gabir mengumumkan pengerahan sekitar 13.000 sukarelawan darurat di seluruh negeri. Netanyahu marah, mengancam akan membalas Iran
Menanggapi serangan Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan melakukan serangan balik terhadap Iran, sehingga Teheran harus menanggung akibatnya.
“Iran membuat kesalahan besar malam ini dan akan menanggung akibatnya,” kata Netanyahu beberapa jam setelah serangan itu dan memperingatkannya, menurut Straits Times.
“Siapa pun yang menyerang kami, kami serang mereka,” tegasnya.
Kritik serupa juga diungkapkan Menteri Pertahanan Jovs Galants.
Gallant yang berada di pusat komando dan kendali yang mengawasi peluncuran rudal Iran, bersikeras bahwa Israel tidak akan diam, dan membiarkan Iran menghukum serangan tersebut.
“Iran belum mendapat pelajaran sederhana: Mereka yang menyerang Israel akan menanggung akibatnya,” kata Gallant.
Secara terpisah, Korps Garda Revolusi Iran mengatakan serangan roket yang sedang berlangsung terhadap Israel adalah respons terhadap pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pekan lalu, serta pembunuhan seorang pemimpin Hamas.
“Sebagai respons atas kematian (pemimpin Hamas) Ismail Hani, Hassan Nasrallah, dan (komandan Garda) Nilforoshan, kami menargetkan jantung wilayah yang diduduki (Israel),” kata Garda dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita Fars.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)