Laporan reporter Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tengah membangun empat unit rumah sakit unit pelayanan terpadu (UPT) di Indonesia Tengah dan Timur.
Keempat RS tersebut adalah UPT RS Vertikal Makassar Sulawesi Selatan; UPT RS Vertikal Surabaya Jawa Timur; RS UPT Vertikal Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur; dan UPT RS Vertikal Papua.
UPT Rumah Sakit Vertikal ini dirancang sebagai pusat pelayanan spesialis dan khusus terhadap tiga penyakit katastropik penyebab kematian terbanyak di Indonesia yaitu penyakit jantung, kanker, dan stroke.
Keempat UPT RS vertikal ini diharapkan menjadi center of excelent pengobatan penyakit katastropik di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Hal tersebut diumumkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. Azhar Jaya, SH, SKM, MARS.
Hasil yang diharapkan dari Center of Excellence Penyakit Katastropik Indonesia Timur dalam jangka pendek adalah menurunkan jumlah rujukan penyakit katastropik di luar Indonesia Timur, ujarnya, dalam situs resmi Kementerian Kesehatan. , Kamis (8/8/2024).
“Kebutuhan layanan rujukan yang berkualitas di Indonesia Timur dapat terpenuhi,” lanjut Azhar.
Selain itu, dengan adanya Center of Excellence ini dapat menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan dalam jangka panjang.
“Dengan menerapkan pelayanan sesuai masa emas maka dapat dilakukan penanganan penyakit seperti pelayanan stroke, trombolisis, dan amputasi,” lanjutnya.
Trombolisis adalah metode pengobatan stroke iskemik dengan cara memecah bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah di otak.
Sedangkan shunting adalah prosedur menghentikan aliran darah ke aneurisma (tonjolan pada pembuluh darah di otak).
Jika saluran keluar ini pecah maka terjadi pendarahan di otak yang disebut pendarahan hemoragik.
Ketua Tim Kerja Kanker, Jantung, Jantung, Lambung, Uronefrologi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KJSU dan KIA) Dr. angka kesakitan dan kematian.
“Harapan di bidang pelayanan kesehatan adalah menjadikan pelayanan kesehatan dapat diakses secara merata untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pasien, termasuk dalam hal pembiayaan pelayanan kesehatan,” kata Dr.
Sementara itu, progres pembangunan fisik RS vertikal Kementerian Kesehatan untuk layanan penyakit katastropik sampai dengan 29 Juli 2024 adalah sebagai berikut:
1) UPT RS Vertikal Makassar 93,7 persen, target penyelesaian fisik 31 Desember 2024, usulan soft start akhir Agustus 2024;
2) UPT RS Vertikal Surabaya 94,14 persen, target penyelesaian 16 Agustus 2024, soft start Agustus 2024;
3) UPT RS Vertikal IKN 66,74 persen, target fisik selesai 31 Desember 2024, soft start Agustus 2024;
4) UPT RS Vertikal Papua 70,49%, target penyelesaian 31 Desember 2024, soft launching Oktober 2024. Mengurangi pengiriman ke Jakarta
Azhar Jaya juga berharap Pusat Unggulan Pelayanan Penyakit Katastropik Indonesia Tengah dan Timur dapat mengurangi jumlah rujukan pasien ke rumah sakit di Jakarta atau kota besar lainnya seperti Makassar atau Bali.
“Daftar tunggu atau waktu tunggu untuk menerima suatu layanan bisa dipersingkat. Sebenarnya, tidak perlu menunggu layanan ini untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian,” jelas Azhar.
Menurut Azhar, Ady Iswadi Thomas mengatakan pasien, khususnya yang tinggal di kawasan timur Indonesia, tidak perlu lagi menunggu jauh-jauh di Jakarta untuk berobat.
“Pemerataan akses di Kawasan Timur dengan meningkatkan kapasitas rumah sakit – Center of Excellence for Catastrophic Diseases – jelas akan berdampak pada rujukan pasien,” kata Ady.
Sebab, pasien di rumah sakit bisa mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan dan kemampuan rumah sakit. Dengan demikian, pasien di Jakarta tidak perlu lagi menunggu antrian panjang, tutupnya.