Laporan jurnalis Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Otoritas IKN dan Hyundai Motor Group menyatakan berhasil melakukan uji penerbangan Proof-of-Concept (PoC) Advanced Air Mobility (AAM) untuk beroperasi di Ibu Kota Negara Indonesia (IKN).
AAM PoC dilaksanakan di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (APT Pranoto) Samarinda.
Proyek AAM PoC ini untuk menguji keandalan dan kesiapan moda transportasi Urban Air Mobility (UAM). Verifikasi dan pengujian mode UAM telah dilakukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan selama pengujian.
Mode AAM yang digunakan adalah OPPAV (Optional Passenger Vehicle/Pilot Pilot Vehicle).
OPPAV merupakan hasil pengembangan Hyundai Motor Group dan Korea Aerospace Research Institute (KARI).
Dalam studi ini, integrasi transportasi darat dan udara ditunjukkan dalam mode Shucle, sebuah platform transportasi dengan tuntutan tinggi yang beroperasi untuk membawa penumpang ke layanan jarak menengah dalam bentuk AAM.
Uji coba OPPAV dilakukan dengan kecepatan 50 kilometer per jam dan ketinggian 50 meter.
Terbang selama 10 menit, OPPAV melakukan manuver pola tahan angka delapan.
Uji coba ini merupakan demonstrasi kinerja OPPAV setelah alokasi wilayah udara di APT Pranoto, dimana uji terbang dikendalikan oleh Ground Control Station.
Head of AAM Business Development Hyundai Motor Group AAM, Cheol-ung Kim mengatakan, pengembangan pasar AAM tidak hanya membutuhkan manufaktur pesawat terbang, tetapi juga kerja sama di industri penerbangan.
“Hyundai Motor Group dan Supernal akan terus berusaha melakukan penelitian dan pengembangan untuk mengkomersialkan AAM pada tahun 2028,” kata Cheol-ung Kim, dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (30/7/2024).
“Kami juga akan menjalin kemitraan strategis dengan pemerintah Indonesia dan lembaga market lead AAM di masa depan,” lanjutnya.
Penelitian ini merupakan tindak lanjut penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Otoritas IKN dan Hyundai Motor Group pada 14 November 2022 di Bali dalam rangkaian kegiatan G20.
Deputi Transformasi Hijau dan Digital Otoritas IKN, Mohammed Ali Berawi menambahkan, keberhasilan penelitian ini menjadi bukti minat dan kesungguhan perusahaan global dalam turut serta mengembangkan IKN.
“Studi ini menunjukkan komitmen kami untuk mendukung inovasi teknologi dan transisi menuju energi berkelanjutan,” ujarnya.
Ali mengatakan, hal ini juga merupakan hasil kerja sama dengan berbagai instansi.
Diantaranya Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, TNI AU, Airnav Indonesia, serta organisasi dan lembaga industri terkait.
“Pembentukan tim teknis bersama PT Dirgantara Indonesia diharapkan dapat mengangkat taraf teknologi industri tanah air agar kedepannya bisa semakin maju,” kata Ali.
Setelah dilakukan evaluasi, UAM akan dikembangkan melalui serangkaian kajian.
Kurikulumnya terdiri dari kajian teknik, kajian ekonomi, kajian lingkungan hidup, kajian sosial, kajian regulasi dan kebijakan, serta kajian infrastruktur.
Oleh karena itu, kegiatan UAM diharapkan dapat dilaksanakan setelah tahun 2030, tergantung hasil penelitian tambahan.
Otoritas IKN juga akan memberikan dukungan komprehensif kepada UMKM dalam rantai pasok industri. Kebijakan ini termasuk menentukan kontribusinya terhadap perkembangan terkini teknologi transportasi udara.