Takaran Saji Kental Manis Dipangkas, Dokter Gizi Ingatkan Bahaya Asupan Gula Berlebih

Laporan Jurnalis Tribunnews.com Eko Sutriyanto News Life, JAKARTA – Peraturan baru yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), PerBPOM Nomor 26 Tahun 2021 tentang informasi nilai gizi pada label pangan olahan, membawa perubahan signifikan pada dosis sediaan kental manis.

Sebelumnya, berdasarkan informasi takaran saji pada kemasan, jumlah per porsi susu kental manis mencapai 38-40 gram, namun dengan aturan baru ini takaran saji dikurangi menjadi 15-30 gram per porsi.

Menurut dr Yohan Samudra, Sp.GK, ahli gizi klinis RS Premier Bintaro, penurunan porsi tersebut disebabkan tingginya kandungan gula pada produk manis kental tersebut.

“Dilihat dari informasi gizinya, jelas kandungan gulanya cukup tinggi. Satu porsi 30 gram saja sudah mengandung 15 gram gula pasir, artinya sudah memenuhi 50% kebutuhan gula orang dewasa apalagi anak-anak. “, ujarnya, Jumat (26/04/2024).

Katanya, di usia dewasa, konsumsi gula tubuh sebesar 10 persen dari kebutuhan kalori harian tubuh, yakni 200 kkal. Jumlah tersebut setara dengan 4 sendok makan atau 50 gram per hari.

Sedangkan untuk anak-anak, kebutuhan gula hariannya hanya 25 gram per hari.

Asupan gula dihitung dari total kandungan gula makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh.

Dr Yohan mengatakan konsumsi gula berlebihan pada anak berkontribusi terhadap risiko obesitas dan diabetes yang lebih besar. Saat ini diabetes menjadi ancaman bagi kesehatan anak dan remaja.

“Batas asupan gula untuk anak usia 2-18 tahun adalah sekitar 25 gram. Jika makanan manis kental hanya mengandung 15-19 gram gula, berarti sudah memenuhi 76% dari asupan maksimal gula untuk seorang anak, ”dia menjelaskan. .

Konsumsi gula yang tinggi yang masih menjadi kebiasaan hingga saat ini perlu mendapat perhatian serius.

Pasalnya, konsumsi gula berlebihan pada minuman manis menjadi salah satu faktor utama penyebab meningkatnya obesitas dan diabetes pada anak.

“Hal-hal itulah yang menjadi faktor meningkatnya obesitas dan diabetes pada anak,” imbuhnya.

Itu ditemukan di mal. Evi Puji (35) mengaku biasa mengecek label nutrisi pada kemasannya.

Apalagi, Evi saat ini memiliki anak berusia balita. Memeriksa kandungan nutrisi pada makanan yang akan dimakan anak merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan saat berbelanja.

“Dulu saya tidak terlalu paham tentang ukuran porsi, tapi ketika banyak yang gaduh soal kandungan gula pada makanan kental manis, saya jadi terbiasa membaca label. Sekarang saya merasakan manfaat dari kebiasaan ini karena saya memahami susu mana yang memenuhi kebutuhan nutrisi bayi saya. “Pertimbangan memilih susu bukan lagi karena langsung atau praktis, tapi karena kandungan gizinya yang dibutuhkan bayi saya,” ujar ibu yang berprofesi sebagai guru TK ini.

Terkait bahaya susu kental manis, Evi mengaku mendapat edukasi dari pihak puskesmas.

“Saya juga diajari oleh petugas Puskesmas cara membaca kandungan nutrisi pada label. Oleh karena itu, saya akhirnya selalu mengecek komposisi minuman, terutama susu yang ingin saya berikan kepada anak saya, pungkas Evi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *