Tak Sekadar Omon-omon, Kemenpora Minta Ada Langkah Nyata Kolaborasi dari Rakor Pengembangan Pemuda

TRIBUNNEWS.COM – Deputi II Bidang Pembangunan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Raden Isanta mengatakan, harus ada langkah konkrit kolaborasi lintas sektor pada Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakor) Pemuda 2024 yang diselenggarakan kementerian. pemuda dan olahraga di Yogyakarta.

Hal ini sejalan dengan amanat Keputusan Presiden (Perpres) Nomor 43 Tahun 2022 “Tentang Koordinasi Strategis Antar Kementerian Pelayanan Kepemudaan yang Melibatkan 28 Kementerian/Organisasi (K/L) dan Daerah.”

Selain itu, tugas penting Perpres ini adalah kerja sama dan koordinasi antara pusat dan daerah melalui K/L. Dan arah pelaksanaan Perpres ini dipimpin oleh Wakil Presiden, Kementerian Koordinator sebagai badan koordinator di masing-masing daerah untuk mewujudkan efektivitas pelayanan kepemudaan, serta menyelaraskan dan menyelaraskan program serta mengkaji ulang penyelenggaraan pelayanan kepemudaan. . . Begitu pula dengan Kementerian Dalam Negeri yang mempunyai peran sangat penting dalam melaksanakan kerja sama dan koordinasi antar pemerintah/kota.

Hal itu diungkapkan Raden Isanta saat diskusi panel pada Rapat Koordinasi Pembangunan Pemuda 2024 di Hotel Novotel YIA, Kapanewon Temon, Yogyakarta, Selasa (8 Juni 2024). Diskusi panel tersebut merupakan rangkaian acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pemuda Tahun 2024 pada tanggal 5 hingga 7 Agustus 2024.

Diskusi panel dimoderatori oleh Voro Srihastuti Sulistianingrum, Deputi Koordinator Peningkatan Kualitas Hidup Anak, Perempuan dan Remaja, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Deputi Analis Kebijakan Direktorat Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Edgar Rangkasa; Direktur KPAPO BAPPENAS, Raden Rara Rita Erawati; Deputi Direktorat Dukungan Pembangunan Manusia dan Kebijakan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden Suprayoga Hadi; Direktur Departemen Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS RI Akhmad Avenzora; dan Wakil Menteri Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Asrorun Niamh.

“Sampai saat ini masalah koordinasi masih mudah dibicarakan, sehingga rakor ini bukan sekedar rumor belaka, namun dari rakor ini harus lahir langkah-langkah strategis untuk mewujudkan kerja sama dan sinergi,” Pak Isanta. dikatakan. Kelompok diskusi terkemuka.

Wakil Presiden Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Wakil Sekretaris Jenderal Suprayogi Hadi dalam diskusi tersebut mengatakan ada 7 hal yang ditegaskan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat menggelar rapat tingkat menteri pada 25 Januari 2024 melalui Keppres. Nomor 43 Tahun 2022. Dan ada dua poin, antara lain menekankan peran daerah dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAP), lalu pentingnya koordinasi dan interaksi antar organisasi daerah (ROA).

“RAD berimplikasi pada bagaimana masing-masing OPD terlibat dalam perencanaan pemuda, seperti halnya pusat yang memiliki 28 K/L atau lebih dari 3/4 kabinet yang disebutkan dalam Perpres Nomor 43 Tahun 2022, dimana perencanaan pemuda lebih banyak. Perhatian diberikan dalam konteks permasalahan daerah, pusatnya hanya NSPK. 

Dengan kata lain, suatu daerah adalah milik generasi mudanya, dan hal ini menjadi kunci seberapa besar kepedulian suatu daerah terhadap generasi mudanya. “Tidak hanya ke daerah, kami di pusat juga sangat pilih-pilih dan selalu memperhatikan Rencana Aksi Nasional (RAN) seperti apa,” ujarnya.

Suprayoga juga meminta daerah meningkatkan kesadaran terhadap isu-isu pemuda. Dan untuk bergerak ke arah ini, diperlukan rencana yang tepat untuk mendukung anggaran yang sesuai.

“Baru 17 provinsi yang melakukan ini, padahal kita punya 38 provinsi ditambah 514 kabupaten/kota, jadi kalau daerah punya kewajiban menyiapkan RAD dan APBD-nya, itu juga akan dialokasikan. apa yang kita inginkan akan tercapai dan “tujuan RPJM tercapai. Dan Wapres sangat prihatin dengan hal ini,” kata Suprayoga.

“Perencanaan dan penganggaran merupakan satu paket. Kalau rencananya tidak ada tapi mengharapkan anggarannya ada, maka tidak mungkin. Jadi kami sangat prihatin mengapa perlunya pelatihan RAN dan RAD karena implikasi anggarannya. Penting bagi kita untuk melakukan penilaian bersama,” imbuhnya.

Suprayoga juga menyebutkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Indonesia pada tahun ini sebesar 56,33. Hal ini memiliki lima elemen sektoral: pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, ketenagakerjaan dan kelayakan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi.

Namun sayangnya, 3 dari 5 indeks mengalami stagnasi selama 3 tahun terakhir, meskipun indikator IPP mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

“Indikator pendidikan, kesempatan kerja dan gender stagnan. Jadi dari lima bidang yang ada kami melihat sangat perlu dikembangkan dalam konteks ini. Meski ada delapan kategori, namun bagian penghargaannya cukup representatif namun masih ada stagnasi yang perlu kita tingkatkan pada tahun 2024,” ujarnya. Yogyakarta raih IPP tertinggi di Indonesia

Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menggelar Rakor Pembangunan Pemuda Tahun 2024.

Rakornas yang diprakarsai Kemenpora ini digelar di Hotel Novotel YIA, Kapanevon Temon, Kulon Progo, DIY, 5-7 Agustus 2024.

Wakil Menteri Pembangunan Pemuda Kemenpora RI Raden Isanta mengatakan rakor nasional ini terkait dengan pelaksanaan Program Indeks Pembangunan Pemuda (IPP).

Pemilihan lokasi Rakornas tidak lepas dari capaian IPP asal Yogyakarta sendiri.

Kebetulan DIY merupakan provinsi dengan IPP tertinggi di Tanah Air, kata Isanta dalam keterangannya, Selasa (6/8/2024).

Skor IPP DIY mencapai 73,33, jauh di atas rata-rata IPP nasional sebesar 56,33.

Secara berurutan, skor IPP tertinggi setelah DIY adalah Bali, Aceh, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Timur.

Menurut Isanta, skor IPP merupakan alat penting untuk menilai perkembangan pemuda di Indonesia.

Partai juga berupaya untuk terus meningkatkan rating IPP.

“Karena skor IPP yang lebih tinggi menunjukkan perkembangan generasi muda yang lebih baik,” jelasnya.

Ada beberapa area yang menentukan peringkat IPP suatu daerah.

Hal ini mencakup bidang pendidikan, ketenagakerjaan dan kelayakan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, gender dan diskriminasi.

Sinergi seluruh pihak diharapkan dapat mendongkrak skor IPP.

Bukan hanya pemerintah daerah, tapi juga pihak swasta, dunia pendidikan, media bahkan masyarakat itu sendiri.

“Seluruh pemangku kepentingan dapat memaksimalkan perannya sesuai potensinya,” kata Isanta.

Artikel ini sebagian dimuat di TribunJogja.com dengan judul “Liontin Progo” pada penyelenggaraan Rakornas Pembangunan Pemuda Tahun 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *