Tak Mau Perangi Israel, Iran Ngaku Tetap Siaga: Kami Bisa Luncurkan Rudal jika Terancam

TRIBUNNEWS.COM – Panglima militer Iran, Mayjen Mayjen Abdurahim Mousavi, mengatakan Iran tidak ingin berperang dengan Israel karena berpotensi meningkatkan ketegangan di kawasan.

“Republik Islam Iran tidak bermaksud memperluas perang,” kata Mousavi pada Kamis (25/4/2024) saat berkunjung ke Pusat Komando dan Operasi Angkatan Darat di provinsi Kohgiluyeh dan Boyer-Ahmad.

Namun, ia memutuskan Iran harus selalu waspada dan waspada terhadap ancaman tersebut.

Jika Israel kembali menyerang perbatasannya, Iran tidak akan menahan diri.

“Jika perlu, kami dapat menempatkan rudal-rudal ini ke wilayah-wilayah pendudukan,” katanya.

Israel, konsulat Iran di Suriah di Damaskus, telah mengusulkan pemanasan hubungan antara Iran dan Israel setelah 15 April.

Serangan itu menewaskan tujuh anggota IRGC, termasuk komandan Pasukan elit Quds Iran, Brigadir Mohammad Reza Zahidi.

Iran menanggapinya dengan Operasi True Promise pada tanggal 3 April, meluncurkan 300 rudal dan drone ke posisi militer Israel, yang sebagian besar dapat dinetralkan oleh serangan udara dan pertahanan AS, Inggris, Prancis, dan Yordania.

Setelah serangan itu, Iran mengancam akan membalas, dan jika Israel menyerang Iran lagi, maka Israel akan menyerang Israel lebih cepat dan lebih keras.

“Respon Iran adalah tindakan pembelaan diri yang sah terhadap tindakan ilegal rezim Zionis yang membunuh anak-anak,” kata Mayor Jenderal Iran Abdurrahim Mousavi seperti dikutip oleh RFE/RL.

Iran mengatakan hanya instalasi militer Israel yang akan menjadi sasaran karena Israel membunuh anak-anak dan warga sipil tak berdosa di Jalur Gaza. Iran akan menghancurkan Israel jika menyerang lagi

Setelah Iran melancarkan Operasi Janji Sejati, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunda invasi ke Rafah, Jalur Gaza yang merupakan rumah bagi 1,5 juta warga Palestina.

Pada saat yang sama, Presiden Iran Ebrahim Rai memuji kekuatan pasukan perlawanan Palestina dan Palestina di Jalur Gaza.

Ibrahim Raisi berjanji akan terus dengan hormat mendukung perlawanan Palestina.

“Republik Islam Iran terus mendukung perlawanan Palestina,” ujarnya saat berkunjung ke Pakistan, Selasa (23 April 2024).

Ia juga mengancam akan menghancurkan Israel jika Israel kembali mencoba menyerang Iran.

“Jika pemerintah Zionis kembali melakukan kesalahan dan menyerang tanah suci Iran, situasinya akan berbeda. Tidak jelas apakah pemerintahan ini akan bertahan atau tidak,” kata Presiden Iran Ebrahim Raisi seperti dikutip kantor berita negara Iran. , IRNA; Selasa (23/4/2024). Hubungan antara Israel dan Iran

Setelah revolusi Iran tahun 1979, hubungan antara Israel dan Iran memburuk.

Rezim baru menggulingkan Shah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat, Inggris Raya, dan mitra Israel.

Setelah Revolusi Iran, Israel menuduh Iran menerapkan kebijakan anti-Israel, mendanai kelompok oposisi seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi, dan kelompok anti-Israel di Irak, Lebanon, dan Suriah, yang merupakan tuduhan Iran. menyangkal.

Konflik antara Iran dan Israel belakangan ini berubah menjadi perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Kini, Israel tengah melancarkan invasi ke Jalur Gaza pasca operasi banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 yang dilakukan Hamas.

Menurut Kantor Berita Xinhua, sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (26/4/2024), jumlah warga Palestina sebanyak 33.305 orang dan 77.293 orang luka-luka, serta 1.177 orang tewas di Israel.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Pesan lain terkait konflik Iran VS Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *