Tak Kunjung Serang Israel, Iran Mulai Diolok-olok dengan Kartun, Mengapa Iran Belum Membalas?

TRIBUNNEWS.COM – Sindiran terhadap Iran yang belum melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel bermunculan di media sosial.

Sebelumnya, Iran bersumpah akan menyerang Israel setelah negara Zionis itu membunuh kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

The Times of Israel melaporkan bahwa Arwas Al Jazair menerbitkan kartun satir.

Kartun itu memperlihatkan ulama Iran melempar pesawat kertas.

Dalam kartun tersebut: “Semua orang menunggu reaksi Iran setelah pembunuhan syahid Haniyeh.”

Seorang profesor dan guru Arab bernama Idit Bar mengatakan kartun itu menggambarkan Iran sebagai “macan kertas” atau sesuatu yang “ompong”.

Sementara itu, kartunis bernama Emad Hajjaj menggambar dua kartun tentang ancaman serangan Iran.

Hajjah diketahui mengirimkan kartun ke surat kabar milik Qatar, Al-Araby Al-Jadeed.

Panel pertama menunjukkan tank Iran membawa peluncur rudal besar. Namun, ujung peluncurnya hanyalah sebuah drone kecil yang membawa roket mini. Kartun satir Iran.

Kartun kedua diberi judul “Joint Arab Deterrence.” Judul tersebut merujuk pada koalisi regional yang dibentuk untuk menghalau rudal yang ditembakkan Iran ke Israel pada April lalu.

Dalam kartun tersebut ada dua pria Arab dengan hiasan kepala. Mereka mencoba menangkap rudal Iran dengan jaring ikan.

Bar mengatakan kartun itu mengkritik rezim Arab yang membela Israel alih-alih bergabung dengan Iran dalam menyerang Israel. Kartun satir Iran.

Misalnya, Yordania berhasil memukul mundur drone yang diluncurkan Iran ke Israel. Jordan mengatakan dia akan menembak jatuh drone dan rudal yang mengancam keamanan sipil.

Kartunis Kurdi Suriah Yaser Ahmad juga menerbitkan kartun yang mengejek Iran karena belum menyerang.

Dalam salah satu kartunnya, Ahmad memperlihatkan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, menyalakan sumbu yang sangat panjang yang berujung pada sebuah roket.

Dalam kartun tersebut ada yang bertuliskan “Respon Iran” yang artinya serangan Iran masih jauh. Kartun satir Iran. Mengapa Iran belum menyerang Israel?

Iran tidak pernah menyerang Israel. Namun, laporan terbaru memperkirakan bahwa Iran akan segera membalas musuh bebuyutannya.

Seperti dikutip Iran International, pendukung pemerintah Iran berpendapat bahwa Iran tidak menyerang karena Iran terus melakukan perang psikologis hingga saat ini.

Sementara itu, pihak lain berpendapat bahwa Iran masih menentukan cara terbaik untuk melancarkan serangan.

Beberapa waktu lalu, anggota Komite Keamanan Nasional Majelis Iran, Ahmad Bakhshayesh Ardestani, mengatakan serangan balasan Iran terhadap Israel akan mengejutkan dan bisa berlangsung beberapa hari.

“Operasi udara Iran terhadap Israel bisa berlangsung tiga atau empat hari,” kata Ardestani, Sabtu (9/10/2024), seperti dikutip Jerusalem Post.

Ardestani mengatakan Iran juga bersiap menghadapi bahaya yang ditimbulkan oleh serangan itu.

“Iran tentu saja siap menghadapi konsekuensi dari serangan semacam itu dan siap menghadapi perkembangan lebih lanjut.”

“[Serangan Iran] akan mengejutkan dan bisa berlangsung tiga sampai empat hari.”

Ardestani mengatakan “darah akan ditumpahkan” untuk membalas kematian Ismail Haniyeh, kepala Biro Politik Hamas.

“Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa Iran akan membalas kejahatan rezim Zionis dan tidak ada keraguan mengenai hal itu,” kata Ardestani.

Dia mengatakan menunda tanggapan atau membuat Israel menunggu tanggapan merupakan keuntungan bagi Iran.

“[Israel] merasa berada dalam ketidakpastian setiap malam, dan membiarkan Israel tetap berada dalam ketidakpastian adalah bagian dari operasi balas dendam.”

Banyak ahli berpendapat bahwa perang psikologis adalah bagian dari strategi Iran.

David Menashri, pakar studi Iran di Universitas Tel Aviv, mengatakan Israel tidak sebaik Iran dalam “permainan kesabaran.”

“Akan menarik untuk melihat siapa yang bermain lebih dulu,” kata Menashri.

“Pada titik ini Iran jelas memenangkan perang psikologis.”

Sementara itu, Ardestani mengatakan Iran akan bereaksi pada saat yang tepat, namun harus dengan “kejutan”.

(Tribunnews/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *