Tak Cukup Hanya Membunuh Asep, Istri hingga Anaknya Juga Cairkan Uang Pinjol Lewat Akun Korban

TRIBUNNEWS.COM – Pria asal Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Asep atau AS (43) dibunuh oleh istrinya sendiri, Jay (45) dan putrinya, SNA (22) serta dibantu oleh pacar bocah tersebut, inisial HP.

Pembunuhan tersebut direncanakan sejak Juni 2024, dan Asep sempat diracun sebanyak dua kali, namun gagal.

Akhirnya, para penjahat menyiksa Asep hingga mencekiknya hingga tewas.

Tak cukup untuk membunuh Asep, pelaku menggunakan rekening korban untuk menarik uang melalui pinjaman online (Pinjol).

Terungkap, hal itu bermula dari adik korban, Yudi, yang meragukan kematian kakaknya yang dirasa salah atau ada yang tidak beres.

Sebab, UD sebelumnya sudah melihat kondisi jenazah korban yang banyak luka, namun saat itu sudah dikuburkan.

UD tidak bisa berbuat apa-apa, kemudian beberapa jam setelah jenazah korban dikremasi, ponsel korban mendapat notifikasi adanya pinjaman online.

Hal ini semakin menambah kecurigaan Yudi dan meyakinkannya bahwa kematian korban bukan karena sakit seperti yang diutarakan istri dan anak-anaknya.

UD kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi, setelah itu kuburan korban dibongkar dan terungkap bahwa korban dibunuh oleh istri dan anaknya sendiri serta ditolong oleh pacar dari anak korban. 

“Adik korban lapor ke polisi, setelah itu keterangannya kita gali hingga kita gali (bongkar kubur) korban untuk autopsi,” kata Kapolsek Setu AKP Ani Vidyati usai dikonfirmasi, Selasa (23/7/2024). ), dikutip TribunBekasi.com.

Terkait pinjaman online, pelaku kejahatan diketahui telah mengajukan pinjaman dari dua layanan pinjaman berbeda.

Pertama Rp 13 juta dari Adakami dan kedua Rp 43,5 juta dari Easycash.

Usai mengajukan, uang pinjaman dicairkan ke rekening korban sekitar pukul 06.00 WIB.

Uang tersebut kemudian ditransfer ke rekening anak korban SNA dan pacarnya HP. Inilah kisah seorang ayah asal Setu di Bekasi yang membunuh istri dan anaknya karena alasan keuangan dan kesusahan. – Seorang laki-laki di Bekasi dibunuh oleh istri dan anaknya serta dibantu oleh teman anak korban, setelah itu terdakwa menarik uang pinjaman dari rekening korban. (Kolase dari Tribunnews.com)

Kapolres Metro Bekasi Kompol Twedi Aditya Bennyahdi pun mengklaim kasus tersebut merupakan pembunuhan berencana.

“Iya benar, setelah kami melakukan serangkaian investigasi. Kami menemukan kasus kekerasan dalam rumah tangga, pembunuhan berencana, dan penyiksaan yang mengakibatkan kematian korban warga Amerika,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (22/7/2024). ). ). ), dikutip TribunBakasi.com.

Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan tiga orang tersangka yakni istri dan anak korban serta pacar anak korban. Garis Waktu Pembunuhan

Pembunuhan terencana ini kabarnya direncanakan mulai Juni 2024.

Upaya pembunuhan pertama dilakukan pada Senin, 24 Juni 2024 pukul 17.00.

Ketiga pelaku meracuni korban dengan mencampurkan Soclin atau deterjen cair ke dalam minuman korban, namun tidak berhasil.

Tweedy berkata, “Ada dua upaya untuk membunuhnya dengan meracuni minumannya, tetapi gagal.”

Setelah upaya pertama gagal, ketiga pelaku kembali mencoba meracuni korban pada Selasa, 25 Juni.

Masih dengan cara yang sama, pelaku kembali mencampurkan deterjen cair ke dalam minuman korban.

Namun upaya pembunuhan tersebut kembali gagal hingga akhirnya pelaku memutuskan untuk mengeksekusi saja korbannya.

Ide untuk segera mengeksekusi korban datang dari pacar SNA, HP, yang kemudian membunuh SNA dan ibunya, J.

Padahal di hari yang sama, Selasa 25 Juni sekitar pukul 17.00 WIB, HP dijemput SNA di rumahnya di Harvest City Setu dan sampai di rumah korban di Taman Rahu, Desa Serang, Kecamatan Setu sekitar pukul 18.00. . WIB.

Mereka ingin menghabisi nyawa Asep hari itu juga, namun tidak bisa karena saat itu korban ada di sana sehingga eksekusi ditunda.

Baru pada Kamis, 27 Juni sekitar pukul 03.30 WIB korban dicekik dan disiksa hingga tewas.

Istri dan anak korban sebanyak dua kali melakukan percobaan pembunuhan dengan mencampurkan Soclin dengan soda susu dan Floridina.

“Karena gagal, mereka akhirnya membunuhnya dengan cara mencekik dan memukul kepalanya,” jelas Tweedy. Penyebab pembunuhan

Tiwadi mengatakan, dibalik pembunuhan berencana ini ada permasalahan keuangan karena korban tidak mau membayar utang istrinya, J.

Jadi, J memutuskan untuk membunuh suaminya bekerja sama dengan putranya, SNA dan pacarnya, HP.

Alasannya, istri korban mempunyai banyak hutang kepada teman-temannya, korban tidak bersedia membayarnya. Menurut dia (pelaku), dia (pelaku) diberi nafkah yang tidak mencukupi, kata Twedi pada Senin, seperti dikutip Wartakotalive.com.

Sedangkan alasan SNA rela bekerja sama untuk membunuh ayahnya adalah karena Acep tidak mengakui hubungannya dengan HP.

Hal ini membuat SNA terluka karena dia dan HP sudah menjalin hubungan selama bertahun-tahun, namun ayahnya belum memberikan restunya.

Jadi kalau anak sudah pacaran bertahun-tahun tapi korban tidak pernah menyetujui pernikahan tersebut, kata Tweedy.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBakasi.com dengan judul Keji, Usai Nyawa Asep Berakhir, Istri dan Anaknya Membagikan Uang Pinjaman dari Rekening Korban.

(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunBekasi.com/Muhammad Azzam) (Wartakotalive.com/Muhammad Azzam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *