Laporan jurnalis Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Pangan Zulkifli Hasan mengumumkan beberapa barang yang tidak akan diimpor pemerintah tahun depan.
Pertama-tama, itu adalah nasi. Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, mengatakan beras yang sudah tidak bisa diimpor lagi adalah beras konsumen.
Namun, pemerintah akan tetap mengimpor beras khusus dalam jumlah kecil selain beras konsumsi sehari-hari seperti beras basmati.
“Kalau restoran Jepang mau memasukkan nasi dari Jepang tidak boleh, bisa kena sanksi. Jadi tetap kita izinkan, tapi volumenya kecil,” kata Zulhas saat menjadi pembicara pada Forum Bisnis Kelautan dan Perikanan Indonesia di Indonesia. Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2024).
“Nanti restoran (yang menyajikan nasi), biryani, dll membutuhkan nasi basmati. Jika kami tidak memberi, Pakistan, India, dan Bangladesh akan marah kepada kami,” lanjutnya.
Produk kedua adalah garam. Zulhas memastikan tidak ada lagi impor garam pada tahun depan setelah bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Garam yang tidak akan diimpor tahun depan adalah garam konsumen. Berbeda dengan garam industri yang masih akan diimpor pemerintah pada tahun 2025.
“Tahun depan Pak Menko, saya jamin kita tidak perlu lagi mengimpor garam untuk konsumen,” kata Zulhas sendiri yang senada dengan ucapan Trenggono.
Menurut Zulhas, Trenggono meminta Indonesia berhenti mengimpor garam industri selama dua tahun.
Pria yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menilai, Indonesia bisa saja menghentikan impor garam industri.
“Kalau Australia bisa, kalau negara lain bisa, kenapa kita tidak? Garam industri punya alat dan mesin untuk melakukannya. Kalau masyarakat bisa, kenapa kita tidak? , biasanya ada jalan,” kata Zulhas.
Produk ketiga yang tidak akan diimpor tahun depan adalah gula pasir.
Penangguhan impor gula akan dilakukan selama tebu sedang menghasilkan.
Zulhas mengaku meninjau beberapa ladang tebu bersama beberapa pihak, termasuk PT Perkebunan Nusantara III (PTPN).
Berbagai jenis tebu baru telah dikembangkan di lahan tersebut. Sistem pendaratan juga telah ditingkatkan.
Ia mengatakan, hasil tebu tahun ini juga meningkat dari 2,2 juta ton menjadi 2,4 juta ton. Perkembangan ini terjadi meski pemerintah belum mengembangkan lahan tebu.
Zulhas memperkirakan produksi akan meningkat menjadi 2,6 juta ton pada tahun depan. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk tidak mengimpor gula pada tahun 2025.
Komoditas keempat yang tidak diimpor adalah jagung. Tahun lalu, Zulhas melaporkan total impor jagung di Indonesia sebanyak 1,8 juta ton.
Menurut Zulhas, jagung untuk keperluan industri dan konsumen sama saja, namun cara pemanenannya berbeda.
“Saya tanya, apa bedanya jagung industri dengan jagung konsumen, apa bedanya, benihnya sama, cara panennya, panennya bagus tanpa aflatoksin,” jelasnya.
Ia juga mengatakan akan meminta lahan seluas 300 hektare di Jawa Barat dan Jawa Tengah kepada PTPN untuk membantu produksi jagung. Benihnya akan berasal dari Kementerian Pertanian.
Pemerintah kemudian akan membeli silo pengeringan jagung dan menggunakannya sebagai model.
“Benihnya dari (Kementerian) Pertanian. Kami membeli silase untuk dikeringkan dengan baik dan dipajang. Bukan? Tidak bisakah orang lain melakukannya? Iya kan?” – kata Zulkhas.
“Jadi tahun depan, kemarin kami putuskan tidak akan impor jagung untuk konsumsi,” ujarnya.
Sementara jagung untuk kebutuhan industri masih akan diimpor, namun tidak sebanyak tahun lalu sebesar 1,8 juta ton.
Menurut Zulhas, impor jagung untuk kebutuhan industri sekitar separuhnya, yakni 900 ribu ton.
Pemerintah akan melatih petani jagung cara memanen dan mengeringkan jagung yang benar agar bisa dimanfaatkan untuk keperluan industri.
Zulhas mengatakan, hal ini merupakan rencana jangka pendek yang akan dilaksanakan pemerintah.
Tidak ada tawar-menawar dalam banyak hal yang dibicarakannya ketika Presiden Prabowo Subianto memerintahkan swasembada pangan pada tahun 2027.
“Beras, garam, gula (dan jagung). Keren, bukan? – pungkas Zulkhas.