Tabiat Buruk Gadis Pelaku Pembunuhan Ayah Kandung di Duren Sawit, Telantarkan Korban yang Sakit Paru

TRIBUNNEWS.COM – Kasus pembunuhan kepala toko furnitur di Duren Sawit, Jakarta Timur, dilakukan oleh putri kandung korban berinisial KS (17).

Saat pelaku melihat jenazah korban di rumah sakit, berpura-pura tidak tahu bahwa telah terjadi pembunuhan.

Pembunuhan dilakukan dengan menggunakan pisau dapur dan tubuh korban ditutupi kain kafan.

Menurut penuturan RW Komaruddin setempat, pelaku kerap bertengkar dengan ayahnya karena masalah uang.

Pelaku kerap mengambil uang korban di toko untuk iseng.

Dikutip dari Tribun Jakarta, Selasa (25/6/2024) Selasa (25/6/2024) “Menurut pekerja tersebut, anak tersebut sering bertengkar dengan ayahnya. .com.

Usai melakukan perampokan, KS tidak kembali ke rumah dan kembali ketika uangnya habis.

“Menurut para pekerja dan pengusaha di sana, kadang (putri Ciafrin) mau menginap, kadang mau keluar tiga hari atau seminggu tidak pulang,” jelasnya.

KS lebih memilih hidup di jalanan bersama teman-teman punknya.

KS tidak pulang saat ayahnya sakit paru-paru dan korban pun pergi.

KS dan adiknya yang berusia 15 tahun tidak bersekolah.

Korban yang menyewa kios tersebut tercatat sebagai warga Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. KS tenggelam pisau dapur

Humas Polda Metro Jaya Combes Ade Ari Siam Indradi mengatakan, tersangka sempat mencuci pisau dapur yang digunakan dalam pembunuhan tersebut.

Hal itu dilakukan untuk menghindari jejak pembunuhan.

“Saya ambil pisau dapur dari dapur, saya tikam, dia melawan, lalu saya tusuk dua kali, lalu saya cuci. Bocah KS ini dicuci,” jelasnya, Senin (24/6/2024), dari Tribun Jakarta. Com.

Pisau dapur tersebut ditemukan dan dibawa ke laboratorium forensik untuk diperiksa.

“Tes laboratorium dilakukan untuk memastikan darah pada pisau tersebut memang benar darah korban,” lanjutnya.

Penyidik ​​masih menunggu hasil tes DNA tersangka untuk mencocokkan DNA pada jenazah.

Kemudian hasil yang masih ditunggu adalah tidak adanya DNA tersangka pada tubuh korban, pada tangan korban.

Atas pengakuan tersangka, korban melakukan perlawanan dan mencakar lengan kanan tersangka, ujarnya.

Saat jenazah dibawa ke rumah sakit, tersangka tampaknya tidak mengetahui apa yang menimpa ayahnya.

Saat itu tersangka akhirnya datang (ke rumah sakit) karena mendapat informasi ayahnya meninggal dunia, ujarnya.

Diketahui, jenazah korban pertama kali ditemukan di kios.

Petugas curiga karena kedua putri korban tidak ada di kios dan kios terkunci.

“Iya betul, menurut keterangan dari detektif tersebut, dia seperti tidak sadarkan diri, karena mendengar dari temannya bahwa ayahnya telah meninggal,” ujarnya. motif pembunuhan

Selain melakukan pembunuhan, KS merampas telepon genggam dan sepeda motor korban.

Kompol Ade Ari Siam Indradi mengatakan, penyidik ​​masih mencari sepeda motor yang diambil pelaku.

“Belum bisa dipastikan pihak keamanannya. Penyebabnya, ponsel KS milik korban ada di dalam sepeda motornya, namun memang diambil darinya.”

Dikutip dari TribunJakarta.com, Senin (24/6/2024), dia menjelaskan, “Artinya dia mengambil pekerjaan anak ini sebagai booker, anak punk.

Saat ditanyai, KS mengaku sakit hati dengan perlakuan dan perkataan ayahnya.

“Karena beberapa kali loncat, kadang dipukul, karena dituduh merampas harta korban dan korban disebut sebagai anak haram. Hal itu berdasarkan keterangan tersangka,” jelasnya.

Polisi masih memeriksa beberapa saksi dan mendalami motif pembunuhan tersebut.

“Tentunya perkataan tersangka tidak berdiri sendiri rekan-rekan, harus ada kaitannya atau dipadankan atau berdasarkan alat bukti, keterangan dan alat bukti lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Direktur Resmob Ditreskrim Polda Metro Jaya AKBP Titus Yuduho Uli mengatakan, pelaku pembunuhan ini hanya satu orang, yakni KS.

Duren Sawit yang melakukan pembunuhan di department store sudah ditangkap, ujarnya.

Awalnya warga mengira korban dibunuh oleh kedua putranya karena tidak ada satupun yang hadir di TKP.

Bahkan, saat jenazah korban dibawa ke rumah sakit, kedua putri korban tidak ditemukan.

Menurut Tito, setelah dilakukan penyelidikan, ditetapkan hanya satu orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

“Sesuai informasi dan pengujian awal yang kami lakukan, pelakunya hanya satu. Kalau pihak lain bilang ada dua, konfirmasi ke pihak itu.” 

Karena dari awal kami yang menangkap dan menyelidikinya. Berdasarkan fakta penyidikan, yang terlibat hanya satu orang.

Sebagian artikelnya tayang di TribunJakarta.com Strategi Putri Biologis Duren Sawit Usai Bunuh Bos Furnitur, Cuci Pisau untuk Hilangkan Jejaknya

(Tribunnews.com/Mohay) (Tribunjakarta.com/Bima Putra/Anas Furqon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *