Laporan jurnalis Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Persaingan kursi politik di Amerika Serikat (AS) semakin ketat setelah Joe Biden mencalonkan Kamala Harris untuk menggantikan posisinya dalam bursa pencalonan presiden (Pilpres) AS 2024.
Wakil Presiden AS Kamala Harris diperkirakan menjadi tokoh kuat di Partai Demokrat untuk mengalahkan Donald Trump setelah mendapat dukungan kuat untuk menantang Trump.
Tak hanya Biden, 50 pemimpin negara bagian Demokrat juga menyatakan dukungannya terhadap Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon presiden baru pada Pilpres AS 2024, mengalahkan rival utama Partai Republik, Donald Trump.
“Dia secara konsisten menghasilkan hasil yang lebih baik dengan kelompok-kelompok ini sejak awal. Dia adalah kandidat yang hebat pada saat yang tepat,” kata Selina Lake, juru bicara tim kampanye Biden.
Sayangnya, Partai Demokrat belum secara resmi mencalonkan Kamala Harris pada Pilpres AS 2024. Namun, kampanye Harris menunjukkan partainya mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat.
Berdasarkan jajak pendapat sementara Reuters/Ipsos, atau Quick Count, posisi Kamala Harris sedikit di atas Trump, sebesar dua poin persentase.
Kebalikan dari posisi Trump dalam jajak pendapat pekan lalu, ketika Trump unggul dua poin dari Joe Biden sebelum keluar dari pencalonan presiden.
Hasil serupa juga terlihat pada jajak pendapat yang dilakukan NPR, di mana Kamala Harris unggul tipis yakni 50 persen dibandingkan Trump yang hanya mendapat 49 persen.
Sementara itu, 56 persen pemilih terdaftar di AS menyatakan setuju Harris memenangkan persentase suara pemilu presiden AS. pemungutan suara.
“Peningkatan ini kemungkinan akan mulai terlihat dalam beberapa hari mendatang dan berlanjut selama beberapa waktu,” kata jajak pendapat Tony Fabrizio dalam catatan yang dirilis tim kampanye Trump kepada wartawan.
Mirip dengan hasil jajak pendapat di atas, jajak pendapat yang dilakukan The New York Times di dua negara bagian terbesar, Pennsylvania dan Virginia, menemukan Kamala masih tertinggal dari Trump.
Di Pennsylvania, Kamala meraih 47% suara, sedangkan Trump meraih 48% suara. Namun di Virginia, Kamala berada di peringkat pertama dengan 49%, lebih tinggi dibandingkan Trump (44%).
Survei ini dilakukan secara online dan melibatkan 1.241 orang dewasa Amerika secara nasional, termasuk 1.018 pemilih terdaftar. Perlu diingat, angka-angka tersebut masih bisa berubah karena persaingan antara Kamala dan Trump akan berlanjut hingga pemilihan presiden 5 November.