TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hasil survei Indikator Politik menunjukkan mayoritas masyarakat menginginkan oposisi kuat di DPR untuk menguasai pemerintahan Prabowo-Gibran.
Berdasarkan survei Indikator, 55,8 persen menginginkan adanya oposisi yang kuat di DPR.
Kemudian 29,4% menginginkan partai di DPR bergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan Prabowo.
Dan 14,8% tidak menjawab.
Lebih lanjut, berdasarkan jajak pendapat indikator, sebanyak 45 persen responden mendukung PDIP bergabung dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Kemudian sebanyak 39,1% responden menyatakan tidak setuju dan 15,9% responden menyatakan tidak berpendapat.
Meski begitu, menurut survei ini, yang paling mendukung PDIP bergabung dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran adalah kalangan lanjut usia, etnis Jawa, Maduro, non-Muslim, pendidikan dan pendapatan rendah, masyarakat pedesaan, di wilayah Jawa Tengah. , Jawa Timur, Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi, Lampang, Swatra Selatan dan Maluku-Papua.
Kemudian, berdasarkan basis pemilih pada Pilpres 2024, kubu Ganjar-Mahfoud dan Prabowo-Jabran sebagian besar setuju bergabung ke pemerintahan PDIP.
Sementara itu, basis pemilih Anis Mohimin semakin menyatakan penolakannya.
Namun berdasarkan survei, 73,3 persen responden setuju membentuk koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.
KIM Plus merupakan koalisi partai politik pendukung Prabowo Gibran pada Pilpres 2024, serta partai politik pendukung Enis-Mohaimeen antara lain PKB, PKS, dan NasDem, serta partai politik pro-Ganjar-Mahfoud PDIP.
Berdasarkan hasil survei terhadap isu-isu terkini termasuk terkait KIM Plus, sekitar 33,7 persen warga mengetahui adanya KIM Plus.
“Dari yang tahu, mayoritas setuju dengan pembentukan KIM sebesar 73,3 persen,” ujar Temuan Survei Nasional Hendro: Penilaian Publik 10 Tahun Kepemimpinan Joko Widodo yang ditayangkan di YouTube, Jumat (4/4). ) 10/2024).
Secara demografis, pengetahuan umum, pendidikan dan rata-rata pendapatan KIM Plus yang tinggi pada kelompok pria umur 22 sampai 40 tahun dari suku Sunda, Batak, Minang, Betawi dan Bugis, masyarakat perkotaan, Sumatera Utara, Sumatera Barat. , Riau lebih dari itu. Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi dan Maluku-Papua.
“Dari yang tahu, mayoritas setuju. Tingkat kesepakatan lebih rendah pada kelompok usia muda, etnis Minang dan Melayu, Jakarta dan Maluku-Papua,” kata Hendro.
Namun, berdasarkan jajak pendapat yang sama, 55,8 persen responden menginginkan oposisi yang kuat untuk menguasai pemerintahan Prabowo-Jabran di Republik Demokratik Rakyat.
Masyarakat mempercayai pemerintahan Prabowo
Hasil jajak pendapat indikator juga menunjukkan 18,5 persen sangat yakin dan 64,9 persen yakin Prabowo Subianto bisa membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
“Kalau ditotal angkanya 83,4 persen. Jadi saat ini sangat tinggi dari segi kepercayaan masyarakat dan juga menunjukkan harapan yang nyata,” tulis kanal YouTube, Jumat (4/10/2024).
Empat permasalahan mendesak yang perlu diatasi oleh pemerintahan Prabowo
Selain itu, indikator politik juga menanyakan kepada responden permasalahan apa yang ingin diatasi oleh para pemimpin nasional dalam lima tahun ke depan.
Pada survei ini terdapat empat tanggapan yang memperoleh rasio lebih dari 10%.
“Isu mendesak yang paling banyak terlihat di sini adalah pengendalian harga kebutuhan pokok sebesar 29,7 persen. Disusul penciptaan lapangan kerja atau pengangguran sebesar 19,3 persen,” kata Rizka.
Kemudian 12,7% untuk kapasitas pengentasan kemiskinan dan 10,1% untuk pemberantasan korupsi.
“Itulah empat jawaban utama. Menurut warga 10 persen atau lebih, pemimpin nasional harus menyelesaikannya dalam lima tahun ke depan. Banyak persoalan lain yang juga dijawab oleh rakyat, tapi itulah empat jawaban utama yang paling banyak diberikan. .Riska: ekonomi dan pemberantasan korupsi.
Diketahui, survei ini dilakukan antara tanggal 22 hingga 29 September 2024.
Respondennya adalah 1200 warga negara Indonesia.
Sedangkan sampel tambahan diambil di 11 provinsi besar yaitu Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampang, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, masing-masing wilayah berjumlah 300 responden, Sumatera Barat sebanyak 200 responden. Responden
Metode survei yang digunakan adalah multi stage random sampling.
Margin of error dengan tingkat kepercayaan 95% adalah sekitar 2,3%.