Survei ICCI: Gen Z Tidak Tertarik Koperasi, Ancaman Involusi SDM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Konsorsium Inovasi Koperasi Indonesia (ICCI) melakukan survei terhadap kondisi sumber daya manusia koperasi. Hasilnya, hanya 6% Generasi Z yang menjadi anggota aktif koperasi.

Survei dilakukan pada tahun 2022 dengan jumlah responden sebanyak 614 orang.

Presiden Komite Eksekutif ICCI Ferdows mengatakan: Secara demografis, komposisi anggota koperasi generasi Z sangat rendah dan hanya 6%. Putra, HC dalam keterangannya diperoleh Tribun, Rabu (24/4/2024).

Hasil survei ICCI berbeda dengan demografi Indonesia yang didominasi oleh Generasi Y (25%) dan Generasi Z (27%).

Jika kita membandingkan pengguna internet dan pengguna bank digital, grafiknya sejalan dengan perubahan demografi. Nah, jumlah anggota koperasi sama dengan sektor pertanian, dimana jumlah petani generasi Z sangat sedikit (2%). “Jadi koperasi dan pertanian mengalami permasalahan yang sama, yaitu risiko penetrasi sumber daya manusia,” kata Ferdows.

Survei ini dilakukan untuk mengidentifikasi program pengembangan dan promosi pemuda di koperasi. Anggota Jaringan Inovator Koperasi (JIK), Alvita Arnisa menjelaskan, 93 persen responden menilai pembinaan generasi muda sangat penting.

Artinya 9 dari 10 orang mempunyai pendapat serupa. Sementara itu, hanya 39,5% koperasi yang menyatakan sudah memiliki program ini.

Survei ini diikuti oleh 159 responden dari 28 provinsi berbeda.

Survei ini juga mengidentifikasi lima kombinasi program yang menurut responden paling praktis untuk diterapkan oleh koperasi. Isu ketenagakerjaan adalah bagaimana koperasi mengembangkan kerjasama B2B dengan perusahaan-perusahaan muda. Terkait isu kewirausahaan, responden berpendapat sebaiknya koperasi menyelenggarakan inkubasi atau penunjang usaha.

Selain itu, ada pula persoalan keadilan, yaitu bagaimana koperasi harus memainkan generasi muda sebagai kader. Pendidikan, responden beranggapan sebaiknya sosialisasi atau penyuluhan diberikan kepada generasi muda. Terakhir, dalam hal partisipasi, koperasi harus memanfaatkan media sosial secara maksimal agar dapat diakses oleh generasi muda.

Menanggapi hasil tersebut, Mohit Dev, Presiden Kemitraan Koperasi Internasional dan Mobilisasi Sumber Daya Asia Pasifik, mengatakan: Penelitian ICA tentang pemuda dan koperasi: Pasangan yang sempurna? Global Subject Research Report (2021), menyebutkan hanya 40% koperasi di Indonesia yang berafiliasi dengan generasi muda.

“Temuan ICCI di atas tampaknya serupa dengan investigasi ICA sebelumnya,” jelasnya. Perubahan teknologi Koperasi harus melakukan inovasi produk dan layanannya.

Ia mengatakan: Digitalisasi juga harus dilakukan untuk memberikan kemudahan, sebaliknya penggunaan jejaring sosial sebagai saluran periklanan sangat tepat, sangat relevan.

Ia menambahkan, tingkat kelangsungan hidup 80% usaha rintisan berbentuk koperasi. Jauh lebih tinggi dibandingkan start-up non-koperasi yang hanya 40% (Laporan Ekonomi Koperasi 2020). Pilihan-pilihan tersebut juga relevan bagi generasi muda di Indonesia dalam hal kewirausahaan dan pekerjaan.

Presiden Grup BMI Kumaruddin Batubara mengatakan, kelompok koperasi miliknya saat ini memiliki 1.500 karyawan dengan rata-rata usia 24 tahun.

Mereka aktif mengelola media sosial termasuk TikTok.

“Jangan lupa, kita juga punya program pengembangan usaha,” ujarnya dijelaskan.

Dengan anggota 240.000 orang dan aset Rp 1,3 triliun, kelompok koperasi ini juga memiliki program pertanian untuk generasi milenial. “Yah, sepertinya ada beberapa tantangan yang kita alami dengan program ini. Kita sudah menyediakan lahan dan modal. Ditambahkannya: “Kami juga siap menerima produk mereka, tapi hanya sebagian generasi muda yang tertarik dengan topik ini.”

Pakar Kementerian Koperasi dan Industri Kecil Menengah Reza Domnik mengatakan, hasil survei ini sangat berharga bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan dan program terkait.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *