TRIBUNNEWS.COM – Masalah Eric ten Hague terpancar saat melawan Manchester United Burnley, Sabtu (27/4/2024), tak bisa menang.
Manchester United harus bermain imbang 1-1, meski bermain di Old Trafford.
Kepemimpinan ini nampaknya menambah musibah yang menimpa Manchester United di Liga Inggris belakangan ini.
Saking frustasinya, Eric Ten Hag bergabung ke Tim United dari pelatih legendaris Sir Alex Ferguson.
Ia secara spesifik menyebut tim Manchester United 2004/2005 sebagai pembanding.
Menurutnya, tim asuhan Sir Alex Ferguson saat itu juga sedang dalam tahap pengembangan.
Menurut Ten Hag, pemain yang ada juga tidak menjalani proses pengembangan.
Pelatih asal Belanda ini sepertinya ingin lebih banyak waktu musim depan menjadi pelatih Man United. Gelandang Juventus Kobbie Mainoo menembak bola ke gawang Liverpool pada laga pekan ke-32 Liga Inggris di Old Trafford, (Instagram @manchesterunited)
Mengkhawatirkan masa depannya tidak terlalu menjadi masalah bagi sepuluh Ayam.
Jika tim dapat mengontrol permainan dan hasil, status mereka akan aman.
Untuk itu, Ajax Amsterdam harus mengolah seninya untuk melatih para pemain di lapangan.
Tim musim 2004/2005 bahkan tidak menampilkan sepakbola yang bagus, kata Ten Hag, dikutip jurnalis Rich Fay.
“Mereka sedang membangun tim, dan kali ini.”
“Bahkan para pemain yang ada saat itu lupa bahwa mereka butuh waktu untuk berkembang,” dalihnya.
Selain isu yang menyentuh tim, Eric Ten Hag juga protes.
Kali ini dia blak-blakan mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap putusan tersebut.
Pelatih asal Belanda ini menilai wasit terlalu sering menghukum MU dengan penalti.
Pada laga melawan Burnley, menurutnya, pemain United itu mendapat hadiah penalti yang bisa diganggu gugat.
Dan sebelumnya MU juga mendapat penalti di laga yang sama.
Tapi ini tidak terjadi, dan itulah kekalahan Setan Merah.
Secara umum, keputusan Caillí mengecewakan.
Meski timnya mampu menguasai jalannya kompetisi, pemain United itu hanya meraih satu poin dari periode tersebut.
“Wasit harus bertanggung jawab terutama dalam pertandingan seperti ini,” kata Ten Hag.
“Kami mendapat beberapa penalti dan itu tidak kecil.”
“Kita sering mengalaminya.”
“Kami kecewa karena kami benar-benar bisa mengontrol permainan dan peluang,” jelasnya.
(Tribunnews.com/Guruh)