Reporter Tribune News, Namira Unia melaporkan
Tribune News, Washington – Bank sentral Amerika Serikat atau yang dikenal dengan Federal Reserve (Fed), pada Jumat (8/11/11/11) mengumumkan akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak seperempat poin atau 25 basis poin menjadi 4,50-4,75 persen. 2024).
Ini adalah kedua kalinya The Fed melakukan pemangkasan suku bunga dalam dua pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berturut-turut. Padahal The Fed sudah memangkas suku bunga sebesar 50 BPS di bulan September.
“Komite memutuskan untuk menurunkan kisaran target suku bunga sebesar seperempat poin dari 4,5 persen menjadi 4,75 persen,” kata Ketua Fed Jerome Powell dalam pernyataan usai pertemuan, seperti dikutip FOMC.
Paul menjelaskan, penurunan suku bunga tersebut dilakukan bukan tanpa alasan karena kebijakan ini mempertimbangkan kondisi kerja yang secara umum membaik, namun inflasi tetap menjadi target bank sentral Amerika Serikat sebesar 2 persen.
“Tingkat pengangguran meningkat namun tetap rendah. Namun inflasi telah menunjukkan kemajuan menuju target 2 persen, yang mana itu terlalu tinggi,” tulis The Fed seperti dikutip AP News.
Menurut FedWatch Barometer dari CME Group, para pedagang memperkirakan The Fed akan melanjutkan pemotongan suku bunga sebesar seperempat poin persentase pada bulan Desember, kemudian berhenti pada bulan Januari sambil menilai dampak dari langkah-langkah pengetatan yang dilakukannya. Kemenangan Trump tidak akan mempengaruhi kebijakan Fed
The Fed memangkas suku bunga sehari setelah kandidat Partai Republik Donald Trump mengklaim kemenangan dalam pemilu AS, mengalahkan penantangnya dari Partai Demokrat Kamala Harris.
Trump menang dengan memenangkan tiga negara bagian, termasuk 16 suara di Georgia, 16 suara di North Carolina, dan 19 suara di Pennsylvania.
Dalam survei suara terbanyak, Trump memimpin dengan 51,2 persen suara (68.502.112). Mengalahkan lawan utamanya, Kamala Harris, yang hanya memperoleh 47,4 persen suara (63.438.103).
Meski pemilu presiden AS dimenangkan oleh Donald Trump, dalam konferensi pers usai pertemuan FOMC, Paul menegaskan The Fed akan tetap independen. Ia berjanji pemerintahan baru tidak akan mempengaruhi kebijakan moneter yang fokus pada fundamental ekonomi, sasaran inflasi, dan menjaga stabilitas pasar keuangan.
“Dalam jangka pendek, pemilu tidak akan mempengaruhi keputusan kebijakan kami,” kata Powell.
Dalam kesempatan itu, Paul juga mengatakan bahwa dirinya tidak akan mengundurkan diri, meski Trump memintanya. FYI, Paul menjabat sebagai Ketua The Fed sejak 2017. Dan posisinya tidak akan berakhir hingga tahun 2026.
Keputusan tersebut mencerminkan upaya The Fed untuk menyeimbangkan kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan memerangi inflasi, yang tetap tinggi meskipun terjadi perlambatan. The Fed berharap penurunan suku bunga akan semakin menstimulasi perekonomian sambil terus memantau kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi.