Sudirman Said Puji Sohibul Iman Sekaligus Sindir Tokoh yang Jadikan Pilkada Batu Loncatan untuk 2029

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Timses Anies Baswedan pada Pilpres 2024, Sudirman Said mengapresiasi keputusan PKS yang mengusung Sohibul Iman sebagai calon gubernur (cagub) Pilgub Jakarta. Ia pun menyindir masyarakat yang hanya menjadikan pilkada sebagai batu loncatan menuju pemilu presiden.

Adapun Sohibul Iman, kemampuan kepemimpinan dan integritas Wakil Ketua Dewan Syuro PKS ini sudah teruji dan diyakini mampu memimpin Jakarta.

Apalagi Sohibul Iman jika terpilih akan didukung oleh peran kader PKS yang menjadi anggota DPRD Jakarta untuk menjawab tantangan di lapangan.

Tentu saja teman-teman dan kader Fraksi PKS di DPRD DKI akan menjadi sumber dan masukan yang baik, mengingat mereka sehari-hari menjalankan tugas legislasi, anggaran, dan pengawasan di Provinsi Jakarta, kata Sudirman, Selasa (25/6/2024). dikatakan. .

Selain kapasitas kepemimpinan, kata Sudirman, Sohibul Iman memiliki jaringan luas dengan para profesional dan pengusaha. Sehingga akan lebih mudah mencari solusi permasalahan Jakarta.

Selain itu, kata dia, Sohibul merupakan sosok yang fleksibel dalam melakukan interaksi politik sehingga diyakini komunikasi dengan pemerintah pusat akan mudah terjalin.

Dalam kesempatan yang sama, ia berharap seluruh peserta yang akan mengikuti Pilkada Jakarta tidak menjadikan kesempatan tersebut sebagai batu loncatan untuk mengikuti Pilpres 2029.

Ia mengatakan, calon kepala daerah yang akan didukung dan diusung oleh partai politik peserta pemilu harus benar-benar memahami permasalahan Jakarta yang sudah tidak lagi menjadi ibu kota.

“Saya menilai Jakarta sedang dalam proses transformasi penting. Gubernur Jakarta mendatang harus fokus 100 persen. Jangan jadikan Jakarta hanya panggung politik apalagi batu loncatan menuju Pilpres 2029,” kata Sudirman Said dalam keterangannya. , Senin (24/6/2024).

Namun Sudirman tidak menjelaskan secara detail maksud dan tujuan pernyataannya tersebut.

Ia hanya menegaskan, keinginannya mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah merupakan wujud kesetiaan warga untuk mengabdi sepenuhnya kepada masyarakat.

Jadi, tidak boleh memikirkan hal lain kecuali kepentingan umum.

“Sudah saatnya Jakarta dikelola secara adil oleh semua orang yang benar-benar ingin mengabdi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan warga Jakarta,” ujarnya.

Kandidat potensial

Diketahui, menjelang pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, sejumlah nama sudah bermunculan.

Anies Baswedan selaku petahana kini tengah menyelidiki sejumlah partai politik agar bisa mendapatkan tiket untuk melanjutkan Pilkada Jakarta 2024.

Ia mendapat dukungan dari DPW PKB dan DPW PKS Jakarta.

Namun keputusan kedua partai ada di tangan DPP masing-masing.

Tak hanya Anies Baswedan, Ridwan Kamil juga banyak diusung oleh Partai Koalisi Indonesia Maju (KIM). Namun Ridwan Kamil belum memutuskan apakah dirinya akan maju di Pilkada Jakarta atau Pilkada Jawa Barat.

Sementara itu, DPW NasDem DKI lebih berpeluang mendorong Ahmad Sahroni maju ketimbang Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta 2024.

Ada pula nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dari PDIP yang namanya masuk dalam bursa Pilkada Jakarta.

PDIP bingung

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia Arifki Chaniago angkat bicara soal potensi Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pilkada Jakarta 2024, khususnya Anies edisi kali ini yang akan diusung PDIP, di mana Ahok juga bercokol di posisi tersebut. kerangka PDIP.

Menurut Arifki, dukungan PDIP di Pilkada Jakarta 2024 tidak akan semudah di Pilkada 2017, karena saat itu Anies jelas berselisih dengan PDIP.

Namun, kata Arifki, saat ini posisi Anies mirip dengan PDIP sehingga bisa menimbulkan oposisi jika tidak mendapatkan ruang koalisi dan komunikasi dari Prabowo.

PDIP harus menang di Jakarta dan kalau sudah menentang pemerintahan Prabowo-Gibran, PDIP sudah punya sosok yang mewakilinya. Kalau Anies dan Ahok lawan di Jakarta, pasti rugi kalau ada tokoh lain yang ikut. Jakarta,” kata Arifki dalam pesan yang diterima Tribunnews, Selasa (25/6/2024).

Jika PDIP mendukung Ahok di Pilkada Jakarta, Arifki menilai ada kemungkinan Prabowo akan mendukung Anies jika Ridwan Kamil gagal mencalonkan diri di Jakarta.

Sikap PDIP terhadap Ahok dan Anies akan menentukan kemana arah koalisi politik di Pilkada Jakarta, ujarnya.

Arifki pun menyinggung berbagai pendapat yang menyebut Ahok sepertinya lebih memilih bertarung di Jakarta ketimbang di Sumatera Utara. “Ahok sudah membaca, peluang menang di Jakarta lebih besar dibandingkan di Sumut. Sikap Ahok akan membuat PDIP kesulitan mendukung kader atau tokohnya yang identik dengan oposisi terhadap pemerintah pusat,” ujarnya.

Pilkada di Jakarta ini menarik, bisa jadi momentum Anies didukung PDI Perjuangan. Atau sebaliknya Anies kembali didukung Prabowo. Kemungkinan itu masih terbuka, tegas Arifki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *