Sudirman Said: Praktik Nepotisme yang Akut Bisa Jadi Penyulut Krisis Politik

Laporan reporter Tribunnews.com Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Sudirman Said, Ketua Lembaga Harkat Nasional, mengatakan penyebab semua persoalan yang dihadapi negara saat ini adalah praktik korupsi, konspirasi, dan nepotisme (KKN). lebih terbuka. Hal ini dilakukan oleh mereka yang berkuasa. elite.

“Praktik nepotisme yang terang-terangan mengganggu generasi muda yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup di masa-masa sulit. Sedangkan keluarga petinggi PNS dengan mudahnya melanggar segala aturan untuk bisa menduduki puncak PNS, kata Sudirman Said kepada wartawan, Kamis (22 Agustus 2024).

Menurut dia, fenomena tersebut terjadi di semua sektor, mencakup berbagai tingkatan, dan terjadi di semua cabang pemerintahan, baik eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Perdana Menteri Sudirman menambahkan, kolusi antar partai politik dan praktik saling menutupi kesalahan telah melumpuhkan mekanisme checks and balances pemerintah.

Faktanya, lembaga seperti BPK dan KPK yang seharusnya menjaga integritas, justru terjerumus ke dalam krisis yang sama.

“Kolusi telah melemahkan sistem kontrol antar lembaga, dan nepotisme semakin meluas dan bahkan diekspos secara terbuka oleh para pemimpin negara,” kata Sudirman.

Selain itu, Sudirman mengkritisi kebijakan pimpinan nasional yang memaksakan kehendak individu dengan menempatkan anggota keluarga pada jabatan publik tanpa mempertimbangkan kualifikasi dan prosedur yang tepat.

Menurutnya, situasi tersebut telah menimbulkan krisis multidimensi, mulai dari krisis nasional hingga krisis demokrasi.

Perdana Menteri Sudirman memperingatkan bahwa jika situasi saat ini terus berlanjut tanpa tindakan yang wajar, krisis politik yang lebih besar akan terjadi, terutama jika dikombinasikan dengan krisis ekonomi yang mengancam.

“Rancangan konstitusi kita menempatkan semua lembaga negara pada kedudukan yang setara. Karena tidak ada badan yang lebih tinggi, badan negara yang lebih tinggi ini harus mampu melakukan intervensi pada saat krisis. Perdana Menteri Sudirman mengatakan, “Sebagai kepala negara, presiden harus bertindak sebagai mediator yang jujur ​​dan bebas dari kepentingan subjektif.”

Presiden Sudirman menegaskan, penyelesaian krisis ini hanya bisa terjadi jika presiden menjadi mediator yang netral dan dapat dipercaya.

Ia pun mengimbau pihak terdekat presiden untuk serius mewaspadai bahaya KKN yang semakin membahayakan negara.

“Orang-orang terdekat Presiden mempunyai kewajiban moral untuk memperingatkan bahaya KKN terhadap keamanan nasional. “Jika kita ingin menyelamatkan negeri ini, kita harus segera keluar dari wabah KKN jilid 2 ini,” pungkas Sudirman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *