TRIBUNNEWS.com – Pakar Hubungan Media Hizbullah, Mohammad Afif, membantah pernyataan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant terkait menipisnya stok rudal Hizbullah.
Ia menegaskan, persediaan rudal Hizbullah saat ini aman.
“Stok rudal kami sama amannya dengan hari pertama (perang melawan Israel),” katanya dalam konferensi pers di Beirut, Senin (11/11/2024), seperti dilansir Press TV.
Buktinya, kami masih melanjutkan serangan di Tel Aviv dan Haifa, tegas Afif.
Afif juga menegaskan bahwa Hizbullah “terus meningkatkan persediaan rudalnya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.”
Ia juga menekankan bahwa pejuang Hizbullah di garis depan memiliki senjata dan perlengkapan yang cukup untuk perang habis-habisan jangka panjang (melawan Israel).
Dalam kesempatan yang sama, Afif mengatakan Hizbullah “tidak akan menerima kekalahan”.
“Bagi kami, konsep kemenangan adalah mencegah terwujudnya tujuan politik dan militer musuh (Israel),” tambahnya.
Selain itu, Afif menyatakan Israel tidak bisa menduduki desa-desa di wilayah selatan Lebanon.
Faktanya, kata Afif, Israel telah melakukan serangan besar-besaran terhadap desa-desa di wilayah tersebut.
“Setelah 45 hari pertempuran sengit, Israel tidak berhasil merebut satu desa pun di Lebanon,” kata Afif.
Ia menambahkan, kegagalan Israel tidak lepas dari tekad dan pengetahuan Hizbullah yang mendalam terhadap wilayah tersebut.
Dengan cara ini, Hizbullah mampu melawan upaya Israel untuk merebut desa-desa di Lebanon selatan. Hizbullah telah menargetkan pangkalan-pangkalan milik tentara Israel
Sehari sebelum Mohammad Afif mengatakan hal ini, Hizbullah menggunakan drone dan roket untuk menargetkan pangkalan dan wilayah yang diduduki pasukan Israel.
“Kami menargetkan pangkalan angkatan laut di Haifa dan fasilitas Naura, serta dua pemukiman Israel di utara yang diduduki,” kata Hizbullah pada Minggu (10/11/2024).
Diketahui, ada kapal rudal dan kapal selam di pangkalan angkatan laut di Haifa yang menjadi sasaran Hizbullah.
Stasiun ini juga menjadi tuan rumah bagi sekelompok drone.
Selain itu, laporan menyebutkan serangan drone jenis ini dilakukan di pangkalan Naoura, yang merupakan markas divisi 36 tentara Israel, dekat perbatasan Lebanon dengan wilayah pendudukan.
Hizbullah kemudian mengklaim bahwa mereka melancarkan serangan roket ke Bar Yohai dan Ayelet HaShahar.
Dia menambahkan, misinya adalah untuk mendukung rakyat Palestina dan perlawanan mereka terhadap Jalur Gaza dan pertahanan Lebanon.
Sejak awal Oktober 2023, Israel telah melakukan agresi dua arah yang brutal dan telah menewaskan sedikitnya 43.603 orang di Gaza dan 3.189 orang di Lebanon hingga saat ini.
Pada periode yang sama, rezim kudeta juga membunuh beberapa pemimpin perlawanan, termasuk Sekretaris Jenderal Hizbullah Seyid Hassan Nasrullah.
Setelah pembunuhan Nasrullah pada akhir September, Hizbullah meningkatkan serangannya terhadap sasaran Israel dan berjanji untuk terus berperang sampai pemerintah Tel Aviv mengakhiri perang.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)