Stadion JIS Dikepung Banjir, GBK Aman

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejak kemarin, Minggu 15/12/2024, terjadi banjir di sekitar bandara JIS atau Bandara Internasional Jakarta.

Video yang diposting di akun Instagram @jakartainformasi memperlihatkan aliran air yang tenggelam di sekitar jalan JIS. 

Dalam rekaman tersebut, suara perekam video dengan jelas menggambarkan lingkungan banjir di sekitar stadion sepak bola yang diketahui standar FIFA, dengan jelas,

“Banjir, aliran air. “Terlalu banyak mobil yang mogok,” kata alat perekam itu.

Rekaman video tersebut direkam dari genangan air yang mengelilingi papan proyek pembangunan yang berdiri kokoh di kawasan JIS.

Di tengah banjir, seorang pengendara sepeda motor mogok dan nekat melintasi teras.

Beberapa di antara mereka terpaksa berhenti, mencoba menghidupkan kembali sepeda motor yang berada di dalam air.

Situasi ini tidak hanya menyulitkan pengemudi.

Warga yang harus melewati kawasan JIS juga menghadapi tantangan yang menyulitkan.

Channel YouTube @AFA juga menampilkan sepeda motor yang berusaha menerobos banjir di jalan sekitar stadion JIS.

Selang beberapa jam, air yang menutupi jalan mulai surut dan perjalanan KRL Tanjung Priok-Jakarta Kota kembali normal.

Sedangkan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) di Senayan, Jakarta tidak terkena dampak banjir.

Stadion GBK dan Stadion JIS merupakan dua stadion besar di Jakarta yang sering digambarkan cocok atau tidak untuk dijadikan stadion sepak bola.

GBK cenderung fokus pada wilayahnya sedangkan JIS fokus pada penetrasi.

Tur KRL juga merupakan tantangan

Banjir di kawasan JIS tidak hanya berdampak pada pergerakan kendaraan dan sepeda motor, namun juga mengganggu pergerakan kereta api.

Perjalanan KRL terganggu karena jalur kanan di kawasan JIS terendam.

Warmo, salah satu penjaga pintu gerbang kereta api di kawasan itu menceritakan, jalur kereta api yang banyak digunakan penumpang itu terendam banjir sehingga menyulitkan perjalanan KRL.

Inilah jalur penyeberangan KRL yang menghubungkan Stasiun Tanjung Priok hingga Stasiun Jakarta Kota.

Sebelumnya, jalur kereta api atas dan bawah terhenti karena tingginya air yang menggenangi orang-orang yang tergeletak di dalam kereta, kata Warmo di Jakarta.

Ketinggian air mencapai 7 atau 10 sentimeter, cukup untuk menutupi orang-orang yang tertidur di kereta, sehingga sangat berbahaya bagi kelanjutan perjalanan kereta.

Akibatnya, selama hampir dua jam KRL tidak mampu melewati jalan tersebut sehingga menyebabkan lalu lintas terhenti. Banjir berhari-hari

Menurut Warmo, banjir di sekitar JIS bukanlah persoalan baru.

Selama tiga hari berturut-turut, banjir yang melanda kawasan Jalan RE Martadinata seberang JIS terus meningkat.

Pada hari Jumat dan Sabtu, banjir lebih tinggi dari sebelumnya, menambah tantangan bagi para pejabat dalam upaya menangani banjir.

“Sekarang saluran airnya sedang kita bersihkan agar mengalir lancar dan air keluar agar KRL bisa lewat,” kata Warmo.

Di balik kejayaan JIS, situasi seperti itu menunjukkan realita keseharian yang dihadapi warga sekitar dan perwakilan daerah.

12.000 penduduk terkena dampaknya

Selain JIS, banjir juga terjadi di wilayah lain di Jakarta Utara.

Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mencatat, 12.000 orang terdampak banjir Sungai Shabelle di berbagai wilayah Jakarta Utara pada Minggu sore (15/12/2024).

“Saat ini kami sudah mendapat informasinya,” kata Sekretaris SDA DKI Jakarta Hendri kepada Kompas.com, Minggu sore.

Puluhan ribu warga terdampak banjir tersebar di empat wilayah, yakni Pademangan 2.400 orang, Penjaringan 4.800 orang, Cilincing 2.400 orang, dan Tanjung Priok 2.400 orang.

Sementara itu, tujuh titik di wilayah utara Jakarta masih terendam banjir pada Minggu sore dengan ketinggian air bervariasi.

Rinciannya, ketinggian air di Jalan Muara Angke, Pluit, Penjaringan 40-50 sentimeter; Jalan R.E Martadinata, Tanjung Priok 30 cm; dan Marunda Pulo, Marunda, Cilincing 20 cm.

Setelah Jalan Sulawesi, Koja, Tanjung Priok 10-20 sentimeter; dan depan Pelabuhan Sunda Kelapa, Ancol, Pademangan ketinggian air 40 sentimeter. Kelima poin ini masih belum jelas.

Sebaliknya, terjadi penurunan di dua titik lainnya yakni Jalan Ketel Uap, Ancol, Pademangan dengan ketinggian air 20 sentimeter dan Jalan Rawa Badak, Lagoa, Koja dengan ketinggian air 20 sentimeter.

“Sudin SDA melalui Suku Dinas SDA Jakarta Utara mengerahkan dua unit motor mobile, satu unit pompa apung dan pembersihan saluran air agar kolam dapat segera pulih,” kata Hendri.

Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *