Sri Mulyani Lapor ke DPR Akan Suntik PMN Empat BUMN dan Bank Tanah Senilai Rp 6,1 Triliun

Laporan tersebut disampaikan reporter Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan Kementerian Keuangan akan menggunakan Rp6,1 triliun untuk penyertaan modal (PMN) empat badan usaha milik negara (BUMN) dan Bank Tanah.

Keempat BUMN tersebut adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), PT Hutama Karya (Persero) dan Bank Agensi Tanah.

“Penghematan dana investasi dalam UU APBN 2024 sebesar Rp).

Perbendaharaan merinci suntikan PMN antara lain PT KAI senilai Rp 2 triliun, PT INKA Rp 965 miliar, PT PELNI Rp 500 miliar, dan PT Hutama Karya senilai Rp 1 triliun. Sedangkan Land Bank bernilai Rp1 triliun.

“Dana ini kami alokasikan untuk penjaminan kewajiban, hal ini karena pemerintah biasanya memberikan penjaminan, dalam hal ini kami memberikan atau menyimpan uang sebagai jaminan,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, suntikan PMN ini diambil dari dana investasi yang diperoleh setelah undang-undang APBN 2024 memperkirakan dana investasi sebesar Rp 176,2 triliun.

Sedangkan alokasi sebesar Rp 176,2 triliun terbagi dalam lima kelompok, yakni kelompok infrastruktur senilai Rp 55,215 miliar, kelompok pendidikan Rp 25 miliar, kelompok pangan dan lingkungan hidup Rp 1,212 miliar, kelompok kerja sama internasional Rp 1,907 miliar, dan kelompok kerja sama internasional Rp 1,907 miliar. kelompok lain Rp. . 92,881 miliar. Selain itu, ada pula cadangan dana lain sebesar Rp12 miliar dan dana guru sebesar Rp52 miliar.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban menambahkan suntikan PMN ke PT KAI digunakan untuk menutupi belanja modal.

Kemudian, PMN Hutama Karya senilai Rp 1 triliun untuk menyelesaikan pembangunan Tol Trans Sumatera Tahap II Ruas Palembang-Betung. Sedangkan PMN Badan Bank Tanah digunakan untuk penambahan modal.

PMN dari INKA dengan total nilai Rp965 miliar akan digunakan untuk pembangunan dua jalur di pabrik Banyuwangi yang memproduksi rel baja, kata Rio.

“PT Pelni membutuhkan PMN sebesar Rp500 miliar. Ini akan digunakan untuk tambahan biaya modal pembelian kapal baru guna lebih meningkatkan armada Pelni,” lanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *