Laporan jurnalis Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI dan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani mengatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia masih terjaga, karena kondisi dan stabilitas keuangan dalam kebijakan fiskal . kuartal pertama tahun 2014
Stabilitas sistem keuangan Indonesia atau SSK triwulan I tahun 2024 dalam keadaan terjaga, masih dalam kondisi fiskal APBN, stabilitas keuangan dan sektor Bank Indonesia, kata Sri Mulyani. dalam jumpa pers, Jumat (03/05/2024).
Sri Mulyani mengatakan meskipun kondisi keuangan Indonesia sehat, ia memperingatkan bahwa tertundanya ketidakpastian global akan berdampak pada kondisi fiskal dan keuangan negara.
“Meningkatnya ketidakpastian kondisi fiskal dan moneter serta gejolak geopolitik global yang meningkatkan tekanan keuangan di pasar global dan juga pasar domestik,” kata Sri Mulyani.
Perempuan yang akrab disapa Ani ini mengatakan, KSSK yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan LPS memutuskan untuk melakukan penilaian ke depan terhadap kinerja ekonomi dan keuangan ke depan mengingat meningkatnya risiko meningkatnya ketidakpastian keuangan global.
“KSSK berkomitmen untuk memperkuat koordinasi dan melanjutkan sinergi serta kesadaran akan risiko ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global, serta meluasnya gejolak geopolitik, yang hanya berdampak pada perekonomian nasional dan sektor keuangan.” berwarna Ani.
Selain itu, Ani mengatakan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan relatif stagnan karena berbagai risiko dan tantangan yang muncul.
Ia mengatakan, dalam laporan terbaru World Economic Outlook yang dirilis pada April 2024, Dana Moneter Internasional atau IMF memproyeksikan perekonomian global akan melambat sebesar 3,2% pada tahun 2024.
“Pada saat yang sama, perekonomian AS tumbuh sebesar 2,5% per tahun pada tahun 2023 dan diperkirakan akan menguat menjadi 2,2% pada tahun 2024 berkat kuatnya permintaan domestik dan aktivitas manufaktur AS yang juga tetap ekspansif,” ujarnya.
“Berlanjutnya kinerja perekonomian Amerika yang kuat, diikuti dengan inflasi yang masih tinggi dan meningkat dalam beberapa bulan terakhir, berarti adanya potensi penundaan penurunan awal penurunan suku bunga sebesar H. Artinya, hal ini akan berlangsung lebih lama di Amerika. Amerika,” jelasnya.