TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sri Mulyani Indrawati akan menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Jika kembali menjabat Menteri Keuangan, maka ini merupakan kali keempat Sri Mulyani menjabat Menteri Keuangan di lembaga berbeda.
Saat ditemui perwakilan menteri Presiden terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV Jakarta, Senin (14/10/2024), Sri Mulyani tiba pada malam harinya.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani mengatakan, Presiden Prabowo Subianto memintanya kembali menjadi Bendahara Negara alias Menteri Keuangan periode 2024-2029.
“Saat pembentukan, dia meminta saya menjadi Menteri Keuangan berikutnya,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani usai berkunjung ke rumah Prabowo.
Sri Mulyani tercatat pertama kali menjabat Menteri Keuangan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Desember 2005.
Namun pada 1 Juni 2010 Sri Muliani mengundurkan diri dan meninggalkan Indonesia untuk menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Kemudian pada tanggal 27 Juli 2016, Sri Mulyani kembali ke Indonesia dan diangkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Keuangan berikutnya pada Kabinet Kerja dan dilanjutkan pada Kabinet Indonesia Maju.
Profil singkat Sri Mulyani
Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung pada tanggal 26 Agustus 1962. Beliau menyelesaikan pendidikannya dan memperoleh gelar BA bidang Ekonomi dari Universitas Indonesia (1986).
Berdasarkan laman Kementerian Keuangan, Sri Mulyani melanjutkan pendidikannya di University of Illinois at Urbana Champaign, Amerika Serikat dan memperoleh gelar Master of Science of Policy Economics (1990). Setelah itu, ia mendapatkan gelar Ph.D. di bidang Ekonomi (1992).
Pakar riset keuangan publik, kebijakan fiskal, dan ekonomi tenaga kerja ini diangkat menjadi Presiden Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group) mulai 1 November 2002.
Pada tanggal 21 Oktober 2004, beliau menerima penunjukan resmi pertama sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Direktur Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Selain itu, pada tanggal 5 Desember 2005 diangkat menjadi Menteri Keuangan.
Selama menjabat sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati meraih banyak prestasi antara lain memperkuat perekonomian, menjaga kebijakan fiskal yang sehat, mengurangi biaya pinjaman dan pengelolaan utang, serta memberikan kepercayaan uang kepada investor.
Ia sukses memimpin reformasi Kementerian Keuangan, sehingga banyak perubahan penting yang terjadi di Kementerian Keuangan.
Beliau dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia tahun 2006 oleh Emerging Markets Summit pada tanggal 18 September 2006 pada Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group di Singapura.
Sri Muluyani juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia oleh majalah Forbes pada tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh kedua di Indonesia oleh majalah Globe Asia pada bulan Oktober 2007.
Ia dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik tahun 2006 oleh majalah Euromoney.
Pada tahun 2008 menjabat sebagai Wakil Kepala Departemen Ilmu Ekonomi dengan jabatan Koordinator Perekonomian Dr. Boediono diangkat menjadi Gubernur Bank Indonesia.
Kemudian, pada 1 Juni 2010, Sri Mulyani Indrawati menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Pada 27 Juli 2016, Presiden Joko Widodo mengangkatnya menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Tenaga Kerja.
Pada bulan Februari 2018, Sri Mulyani Indrawati terpilih sebagai “Menteri Terbaik Dunia” pada KTT Pemerintah Dunia di Dubai.
Pada tahun yang sama, pada bulan Oktober 2018, Global Markets memilihnya sebagai “Menteri Keuangan Tahun Ini – Asia Timur Pasifik”.
Gelar tersebut diberikan pada pertemuan tahunan IMF-World Bank Group di Bali. Pada tahun 2019, Sri Mulyani dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik se-Asia Pasifik oleh majalah FinanceAsia.
Penghargaan ini telah diterima tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2017 dan 2018.
Di bidang masyarakat sipil, beliau menjabat sebagai Ketua Bersama Komite Pathways for Prosperity on Technology and Inclusive Development bersama Melinda Gates, dan merupakan Presiden Forum Ekonomi Dunia untuk ASEAN dan duduk di Dewan Inisiatif Generasi Tanpa Batas UNICEF. Pada Agustus 2019, beliau diangkat sebagai Ketua Ikatan Ahli Keuangan Syariah Indonesia periode 2019-2023.
Pada tanggal 23 Oktober 2019, Sri Mulyani Indrawati terpilih kembali menjadi Menteri Keuangan pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Penunjukan ini merupakan kali keempat Sri Mulyani menjabat sebagai Menteri Keuangan di lembaga pemerintah yang berbeda.
Pada bulan Oktober 2020, Global Markets memilihnya sebagai ‘Menteri Keuangan Tahun Ini – Asia Timur Pasifik, untuk mendukung upaya mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Pada Februari 2021, ia terpilih sebagai Presiden Konfederasi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim (CFMCA) 2021-2023.
Aliansi adalah organisasi yang berupaya mendukung upaya kolektif para menteri keuangan negara-negara anggota dengan menggunakan kebijakan fiskal, pengelolaan keuangan publik, dan pendanaan iklim kolektif untuk mendorong aksi perubahan iklim di tingkat domestik dan global.
Pada 11 Oktober 2021, beliau menerima penghargaan kepemimpinan dan penghargaan dari Institute of International Finance.
Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang telah memberikan kontribusi luar biasa dan transformatif terhadap perekonomian global dan sistem keuangan melalui kepemimpinan mereka.
Pada 12 Desember 2023, beliau menerima gelar kehormatan Honoris Causa Doctor of Laws dari Australian National University (ANU) sebagai pengakuan atas kontribusi dan kerja kerasnya dalam pembangunan ekonomi, baik di Indonesia maupun internasional.
Daftar calon yang dipanggil Menteri Prabowo kemarin adalah:
1. Ketua DPP Partai Gerindra Prasetyo Hadi
2. Presiden Gerindra, Sugiono
3. Istri mantan CEO Indika Energy Wishnu Wardhana, Widiyanti Putri Wardhana.
4. Aktivis HAM, Natalius Pigai
5. Wakil Ketua PAN Yandri Susanto
6. Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon
7. Politisi Golkar, Nusron Wahid
8. Sekjen PBNU Saifullah Yusuf
9. Politisi Partai Gerindra Maruarar Sirait
10. Politisi PKB, Abdul Kadir Karding
11. Wakil Ketua Golkar, Wihaji
12. Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya
13. Presiden Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono
14. Sekretaris NU Muslimat Center, Arifatul Choiri Fauzi
15. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian
16. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan
17. Akademisi Satryo Soemantri Brodjonegoro
18. Pendidikan, Yassierli 19. Pakar Hukum, Yusril Ihza Mahendra.
20. Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia
21. Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti
22. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar
23. Wakapolri Komjen Agus Andrianto
24. Wakil Menteri Perencanaan Kota/Badan Pertanahan Nasional, Raja Juli Antoni
25. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang
26. Wakil Menteri Pratikno
27. Wakil Gubernur Papua Tengah Rebekah Haluk
28. Politisi Demokrat, Iftitah Sulaeman
29. Politisi Golkar, Maman Abdurrahman
30. Akademisi Rachmat Pambudy
31. Sekretaris Jenderal Menteri Perdagangan, Budi Santoso
32. Mantan Menteri Pengairan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono
33. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Raden Dodi Priyono
34. Direktur Perencanaan KLHK, Hanif Faisol Nurofiq
35. Presiden DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin
36. Imam Besar Masjid Istiklal Nazaruddin Umar
37. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
38. Menteri BUMN Erick Thohir
39. Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo
40. Menteri Kesehatan adalah Budi Gunadi Sadikin
41. Menteri Keuangan Airlangga Hartarto
42. Menteri Keuangan Sri Mulyani
43. Mantan istri Basuki Tjahaja Purnama bernama Ahok, Veronica TAN
44. Dewan Komisaris PLN, Dudy Purwagandhi
45. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Supratman Andi Agtas
46. jamk. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertahanan Donny Ermawan Taufanto
47. Menteri Investasi/BKPM, Rosan Roeslani
48. Wakil Komisioner Pertahanan (Wamenhan) M Herindra
49. Meutya Hafid – Politisi Golkar