TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pada Senin (11/11/2024) sore, seorang sopir truk trailer diduga berada di balik rangkaian kecelakaan di Tol Cipularang KM 92, Purwakarta, Jawa Barat.
Sopir truk diketahui bernama Roof, warga Kabupaten Serang, Bintan.
Atap adalah seorang pria berusia 43 tahun.
Saqaf diketahui mengemudikan truk sendirian tanpa jaring petugas saat kecelakaan terjadi.
Rauf sendiri saat ini dirawat di RS Abdul Razzaq, Purwakarta.
Ia juga termasuk korban yang mengalami luka ringan dalam kecelakaan yang melibatkan 17 kendaraan tersebut.
Menurut Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Aan Sahanan, Roof belum bisa dimintai keterangan terkait peristiwa yang menewaskan satu orang tersebut.
Kakorlantas sangat terkejut setelah kecelakaan itu, kata Roof.
Meski belum diuji, tetap saja mengejutkan, kata Ann Sahannon, Senin (11/11/2024).
Aan menambahkan, sopir truk juga termasuk di antara korban luka.
Selain itu, ia mengatakan Polres Purvakarta mengirimkan tim psikiater untuk membantu korban luka, terutama anak-anak, untuk pulih dari traumanya.
“Polres Purwakarta mengirimkan psikolog untuk menangani trauma tersebut,” kata Aan saat ditemui Korlantas Polri di tempat.
Kakorlantas pun membeberkan hasil sementara pihaknya atas kejadian di Tol Cipularang KM 92.
Menurut Aan, berdasarkan hasil uji pendahuluan, tuas persneling truk yang dikendarai Rauf berada pada gigi empat.
Artinya, pengemudi truk tidak menggunakan rem mesin dengan baik saat terjadi serangkaian kecelakaan.
“Setelah dilakukan pengecekan pada kendaraan Tronton, kami mengecek gigi pada gigi empat. Artinya dengan turunan seperti itu, pengemudi tidak menggunakan engine brake dengan baik,” kata Aan.
Berdasarkan temuan sementara, Kakorlantas mengatakan, kondisi truk tersebut diduga kuat mengalami rem blong atau disebut rem blong.
“Bisa jadi pengemudi tidak bisa mengerem atau bisa dikatakan remnya blong.”
Namun, pihaknya belum melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait akar permasalahan bentrokan beruntun tersebut.
“Kami belum bisa menyimpulkan secara pasti apakah kecelakaan itu karena kelalaian pengemudi atau bukan, besok akan kami selidiki saat kami menyelidiki lokasinya,” ujarnya.
Tapi dari hasil pemeriksaan sementara, faktanya gigi tinggi berarti di 4 termasuk tinggi, pengereman mesin kurang maksimal, ”ujarnya.
Berdasarkan video yang viral, terlihat truk bermuatan karton melaju kencang di sisi kanan jalan.
Kemudian, di saat yang sama, banyak mobil tampak berhenti karena arus lalu lintas melambat.
Tiba-tiba sebuah truk besar berwarna biru langsung menabrak minibus berwarna silver yang sedang berhenti karena kemacetan lalu lintas dan beberapa mobil lainnya.
Minibus berwarna perak itu segera berbalik arah dan berbelok ke kiri jalan.
Kecelakaan tersebut mengakibatkan kendaraan menumpuk bahkan ada yang keluar jalur akibat serangkaian kecelakaan.
Ternyata ada mobil yang terjatuh dan melaju ke arah berlawanan.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombis Julius Abraham Abast mengatakan, muatan truk tersebut sangat berat sehingga menabrak beberapa kendaraan di depannya.
Informasi yang saya terima menjadi alasan awal dugaan ada salah satu rem truk yang blong, remnya tidak berfungsi dengan baik, ujarnya.
Diketahui 28 orang meninggal dunia dalam kecelakaan ini, diantaranya meninggal seorang anak, 3 orang luka berat, dan 24 orang luka ringan. (Tribunnews.com/reynas/tribunjabar.id/Ahya Nurdin)