TRIBUNNEWS.COM – Di bawah ini foto Yulianus Agung, pria yang diyakini dikeroyok Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) karena berani selfie bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Samarinda, Kalimantan Timur.
Video dugaan pengeroyokan yang dilakukan Paspampres viral di media sosial X.
Laporan yang dilansir dari internet menyebutkan, kejadian tersebut terjadi pada Minggu (08/09/2024).
Seorang pria terlihat memotret Jokowi usai menerima kaus yang dibagikan.
Tak lama kemudian, pria tersebut mengeluh kesakitan dan mengaku dipukul oleh anggota Paspampres.
Pria tersebut kemudian diketahui adalah Yulianus Agung Ngindi Ate yang merupakan mahasiswa hukum Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur.
Dilihat dari akun Instagramnya @agung_q114, Yulianus sepertinya merupakan penggemar Presiden Jokowi.
Tak hanya itu, dalam paparan terbarunya, ia juga tampak mendukung presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto.
Yulianus Agung juga diketahui memiliki akun YouTube Yulianus Agung Ngindi Ate.
Yulianus bertekad menghancurkan Paspampres saat Jokowi berkunjung ke Samarinda.
Ia menghampiri Jokowi yang duduk di samping mobil, lalu Yulianus tampak berfoto selfie dengan orang Indonesia pertama tersebut.
Presiden Jokowi yang melihat Yulianus mendekat hanya diam dan tersenyum sambil menundukkan kepala memberi salam.
Setelah itu, Yulianus meninggalkan Jokowi.
“Terima kasih, Tuan,” katanya.
Lalu, beberapa menit kemudian, Paspampres diduga menyeret jenazah Yulianus.
“Hei, jangan terlalu dekat, oke?”
Julianus meminta maaf.
“Iya maaf pak, maaf terima kasih pak,” jawab Yulianus.
“Jangan kaya raya,” kata Paspampres dan menegaskan.
“Oke,” jawab siswa itu.
Kemudian, menurut keterangan Yulianus, bagian dadanya dipukul oleh Paspampres, hingga ia tertunduk dan menjerit kesakitan sambil memegangi dadanya. Pengumuman istana
Istana membantah Pasukan Keamanan Presiden (Paspampres) melakukan pemukulan terhadap seorang pria usai berani selfie bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Samarinda, Kalimantan Timur.
Deklarasi Majelis Nasional didasarkan pada kesaksian para korban tewas.
“Kami informasikan kepada teman-teman Paspampres bahwa dia tidak terkena Paspampres. Kami akan cek ke tim pengamanan setempat,” kata Deputi Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana, Selasa (10/9/2024). ). ).
Yusuf mengungkapkan, dalam menjalankan tugasnya, paspampres dilatih untuk waspada dan manusiawi.
Hal itu, kata Yusuf, juga menjadi penekanan Presiden Jokowi untuk tetap menjadi manusia rakyat, mengutip Kompas.com.
Pengamanan Presiden satuannya berbeda-beda, di ring 1 Paspampres, dan di ring 2 dan 3 TNI/Polri, jelasnya.
Meski demikian, Yusuf tetap meminta maaf usai kejadian yang viral di media sosial tersebut.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat atas kejadian ini dan mengucapkan terima kasih serta mengapresiasi antusiasme masyarakat yang ingin menyambut Bapak Presiden. Ini yang akan menjadi kajian dan analisa kami,” jelasnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Theresia Felisiani) (Kompas.com/Fika Nurul Ulya)