Sosok Polisi Gadungan yang Ditangkap di Jakarta Timur, Raup Untung Rp3 Juta Perbulan

TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria inisiasi LH ditangkap di Jakarta Timur setelah mengincar petugas polisi untuk kepentingan pribadi.

Para pelaku yang kerap berseragam polisi ini menganiaya sejumlah pedagang di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Kapolres Metro Jakarta Timur, Juru Bicara Polri Nicholas Ari Lilipali mengatakan, LH sudah beroperasi selama 4 tahun dan menjerat pedagang dengan pungutan liar.

Saat diperiksa, LH mengaku menjadi polisi gadungan karena tekanan keuangan keluarga.

“Dia bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp3 juta per bulan dari makanan dari pedagang,” imbuhnya.

Nicholas menjelaskan, LH Paulda mengaku bertugas di Direktorat Narkoba Metro Yaya.

Namun, L.H. mengaku tidak akan pernah terjerumus narkoba saat menyamar sebagai pejabat pemerintah.

“Sampai saat ini pelaku kejahatan mengambil makanan (malak) dari warga ke pedagang, toko, dan lain-lain,” imbuhnya.

Selain ketertarikannya mendapatkan uang, Nicholas mengaku terobsesi menjadi anggota Polri LH.

Di usianya yang masih belia, ia gagal dalam Ujian Masuk Polri.

Kenapa dia berseragam? Karena dia bercita-cita jadi polisi, tapi saat mengikuti tes, dia belum cukup tinggi untuk jadi polisi, jelasnya.

Menurut Nicolai, LH ditangkap di kawasan Jakarta Timur karena menggunakan sabu.

Selain menangkap LH, polisi juga menyita seragam lengkap Polri dan satu unit airsoft gun yang dibeli pelaku di kawasan Jakarta Selatan.

“Tersangka LH dikenakan Pasal 378 atau 508 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara,” tutupnya.

Polisi wanita palsu ditangkap di Loo Timur

Seorang janda di Luu Timur, Sulawesi Selatan, ditangkap atas inisiatif F (33) yang berbuat curang dan menyamar sebagai polisi.

F menipu 15 pelajar dan mahasiswa yang hendak mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM).

F mengidentifikasi dirinya sebagai petugas polisi dari Departemen Kepolisian Loo Timur, dan korban mempercayainya.

Penjahat menawarkan kepada korbannya sebuah program periklanan untuk mendapatkan SIM dari Polisi Luo Timur.

Bripka Muh Tawfiq F., Humas Polsek Luo Timur. mengatakan, ada puluhan korban penipuan.

Jadi motif pelakunya adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Korbannya ada 15 orang yang berstatus pelajar atau pelajar, kata Bripka Taufik.

Janda anak laki-laki itu kini harus masuk penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Pekerjaan tersangka adalah ibu rumah tangga, kata Bripka Tawfiq.

Sementara itu, Kapolsek Luu Timur AKBP Zulkarnain mengatakan, pelaku menyamar sebagai anggota polisi.

“Penjahat ini mendekati korban dengan berpura-pura menjadi polisi,” kata AKBP Zulkarnain.

Pelaku menawarkan program iklan pembuatan SIM dengan tarif Rp 200 ribu per SIM.

Lalu Rp300 ribu untuk SIM A dan Rp400 ribu untuk SIM B2.

Uang yang terkumpul dari penipuan tersebut sebesar Rp25 juta. Uang tersebut digunakan pelaku untuk kebutuhan sehari-hari, kata AKBP Zulkarnain.

AKBP Zulkarnain mengatakan, penipuan yang dilakukan F diketahui setelah korban melaporkannya ke polisi.

Ketiga korban melaporkannya, pelaku mengaku sebagai anggota polisi perempuan, mendapat SIM murah dan cepat, dan korban akhirnya dipecat, kata Kapolres.

Kepala polisi telah mengeluarkan pemberitahuan peringatan dan nomor kontak bagi penipu yang beroperasi atas nama Polisi Luo Timur.

“Jangan percaya pada calo,” kata Kapolres.

Saat diperiksa Kapolres, F mengaku salah dan mengaku sebagai polwan serta ditipu.

“Saya salah Pak,” kata F kepada Kapolres.

Artikel ini dimuat di WartaKotalive.com atas nama polisi gadungan yang kerap disebut sebagai pengedar Malax di Jakarta Selatan dan Timur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *