TRIBUNNEWS.COM – Neneng Komala Devi (46), warga Jakarta Timur tega merekam pertunangan putrinya dengan pacarnya, RH (16).
Selain merekam hubungan intimnya, Neneng juga membantu RH melakukan aborsi.
Setelah perbuatannya terhadap putrinya, Neneng kini menangis dan menangisi nasibnya yang dikurung polisi.
Neneng bahkan sempat meminta bantuan di hadapan Komisaris Metro Jakarta Timur Nicholas Ari Lilipali.
“Maaf, saya minta tolong,” kata Neneng sambil menangis, dilansir TribunJakarta.com.
Mengenakan seragam penjara berwarna biru tua dan masker, Neneng mengaku meminta RH melakukan aborsi setelah mengetahui bayinya berbadan dua.
Sebab Neneng ingin putrinya kembali bersekolah.
“Saya tidak mengerti, anak saya tidak mau minum obat,” kata Neneng.
Saat itu, Neneng pun menceritakan alasannya membiarkan putranya menikah dengan pacarnya.
Sang ibu mengatakan dia takut dengan pacar anaknya yang kasar.
“Laki-laki itu suka ngomong keras sama aku, jadi aku takut. Ya aku takut, bantu aku,” jelasnya.
Namun pengakuan Neneng berbeda dengan pengakuan Komisaris Besar Metro Jakarta Timur Nicholas Ari Lilipali.
Nicholas, usai autopsi, mengatakan Neneng merekam adegan tak senonoh itu karena punya perasaan terhadap pacar putranya.
“Lagipula, sang ibu juga tertarik dengan pacar putrinya. Oleh karena itu, sang ibu menitipkan putrinya bersama pacarnya dan menuliskannya. Motifnya agar sang ibu puas dengan dirinya sendiri,” kata Nicholas.
Sementara itu, Nurali, ketua RT tempat Neneng tinggal, dan Nurali mengaku terkejut ibu dan anak tersebut ditangkap terkait kasus aborsi.
Pasalnya, masyarakat sekitar belum mengetahui bahwa HR sedang hamil.
Warga Kecamatan Duren Savit tidak melihat pria yang mendatangi rumah Neneng dan HR.
“Saya tidak pernah melihatnya, saya kira (pacar HR) tidak pernah ada di sana,” kata Nurali, dilansir TribunJakarta.com.
Nurali mengatakan HR adalah anak tunggal. Dia tinggal bersama ibunya dan lima anggota keluarga lainnya di sebuah rumah di distrik Duren Savit.
— Enam orang tinggal (di rumah Neneng). Anaknya (SDM) masih sekolah,” jelasnya.
Nurali mengatakan, Nenen dikenal sebagai orang yang tertutup karena jarang berinteraksi dengan orang lain.
“Kalau Neneng tidak bekerja, dibantu keluarganya, jarang berinteraksi dengan lingkungan,” ujarnya. Kronologi kasus
HR pernah menjalin hubungan seksual dengan pacarnya setahun lalu dan diketahui Nene.
Neneng kemudian mulai mendokumentasikan hubungan seksual putranya dengan pacarnya pada November 2023.
Rekaman pertama dilakukan di wisma pacar RH di Kranji, Bekasi, Jawa Barat.
Neneng yang sepertinya akan mengakhiri cintanya pada pacar HR itu sengaja masuk pesantren.
Ia kemudian memanjakan kamera ponselnya untuk merekam demi kepuasan pribadi dan membiarkan putranya berhubungan seks. Neneng Komala Dewi (46) menangis mengungkap alasannya mengizinkan, bahkan putranya HR (16) terekam saat berhubungan seks dengan pacarnya. (Berita Kota)
Sebelum puncaknya pada April 2024, HR sempat hamil. Mengetahui hal itu, Neng panik.
Ia pun mencoba menggugurkan janin dalam kandungan putrinya.
Sejak RH hamil, Neneng membelikan putrinya nanas muda. Namun kandungan RH tetap kuat.
Saat RH hamil tujuh bulan, Neneng menyuruh perempuan berinisial N (55) itu membeli pil aborsi dan mendapat uang sebesar R2 juta.
Obatnya dibeli di Pasar Pramuka Jakarta Timur, kata Nicholas, seperti diberitakan Kompas.com.
Setelah N mengantongi pil aborsi, NKD langsung memerintahkan putrinya untuk meminumnya.
Rupanya, obat tersebut langsung bereaksi terhadap organ Rh.
Setelah itu, RH mengeluarkan janin tersebut di rumah tanpa bantuan tenaga medis.
“Pada tanggal 16 April 2024 pukul 03.00 WIB HR melahirkan. Selanjutnya tersangka NKD dan anak HR membawa bayi tersebut ke Puskesmas untuk dilakukan pemotongan ari-ari,” jelas Nicholas.
Sesampainya di Puskesmas, kondisi anak yang lahir dari Rh tersebut semakin parah sehingga tim medis mengirim korban ke Rumah Sakit Daerah Duren Savit (RSKD).
Namun bayi laki-laki tersebut menghembuskan nafas terakhirnya saat dirawat.
Akibat kondisi korban yang dibawa ke RSKD Duren Savit, tim medis jadi curiga.
Dia kemudian menghubungi Polsek Duren Savit dan Satreskrim PPA Polres Metro Jakarta Timur.
Berdasarkan pemeriksaan, Satuan Reserse Kriminal PPA Polres Metro Jakarta Timur kemudian memberikan barang bukti obat aborsi kepada NKD, HR dan N.
Polisi kini memburu penjual pil aborsi yang dibeli N Pasar dari Pmuka.
Sedangkan RH ditahan di Yayasan Handayani Tsipaung Jakarta Timur karena masih kecil.
Pacar RH dikabarkan sedang menjalani hukuman di Polres Metro Bekasi.
NKD dan N diduga menggugurkan anak oleh Polres Metro Jakarta Timur.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pengakuan Lengkap Seorang Ibu yang Main Kuda Bersama Putra dan Pacarnya di Kos, Kepergok Minta Bantuan.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJakarta.com/Bima Putra, Kompas.com/Rizky Syahrial)