TRIBUNNEWS.COM – Fakta baru terungkap dalam kasus seorang ibu yang merekam anaknya berhubungan seks dengan pacarnya.
Sang ibu, Neneng Komala Devi (47), rupanya lebih dulu mengenal pacar anaknya, A.R.
SEBUAH. bekerja sebagai sopir angkutan umum dan tinggal di sebuah wisma di Kranji, Bekasi, Jawa Barat.
Neneng yang tinggal di Duren Savita, Jakarta Timur, tertarik dengan AR karena statusnya sebagai janda.
Namun yang sebenarnya diminati AR adalah putra Neneng, HR (16), yang masih duduk di bangku SMA.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kompol Nicholas Ari Lilipali mengatakan A.R. Neneng mengajaknya berhubungan seks, namun A.R. menolak karena bau badannya.
Saat itu ibunya tertarik dengan supir tersebut, ibunya menawari supir untuk melayaninya, namun sang supir menolak karena sang ibu memiliki posisi yang tidak menarik, ujarnya seperti dikutip, Kamis (23/05/2024). TribunJakarta. com.
Neneng kemudian mengajak HR untuk bermalam di AR Guest House.
Di kos, Neneng mengizinkan A.R. berhubungan seks dengan anaknya saat dia sedang difilmkan.
“Karena bau badan (Neneng) tidak menarik perhatian pengemudi, akhirnya mereka tidur bersama. Sopir tersebut melakukan hubungan seksual dengan anaknya yang dilihat dan direkam oleh ibunya,” ujarnya.
Saat diinterogasi, Neneng mengaku melakukan adegan asusila karena takut dengan pacar putranya.
Kesaksian Neneng berbeda dengan pengakuan A.R.
Adegan asusila itu difilmkan melalui ponsel AR. Nenenga. Bagaimana Neneng membantu upaya aborsi
Neneng sengaja ingin menggugurkan anaknya karena H.R. sedang hamil di luar nikah dan masih duduk di bangku SMA.
Janda tersebut baru mengetahui anaknya hamil pada April 2024.
Berbagai cara pun dilakukan Neneng untuk menggugurkan kandungan HR, mulai dari ramuan hingga nanas muda.
Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil hingga PR mencapai usia kehamilan 7 bulan.
Neneng kemudian bertanya kepada temannya N.A. (55 tahun) membantunya membeli obat aborsi di Pasar Pramuka dan memberikan uang sebesar Rp 2 juta.
Dua hari berturut-turut, HR terpaksa mengonsumsi obat aborsi hingga bayinya lahir pada dini hari tanggal 6 April 2024.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kompol Nicholas Ari Lilipali mengatakan Neneng menyembunyikan kelahiran cucunya dengan berpura-pura menemukan anak tersebut di toilet.
“Diletakkan dalam plastik dan karton hitam dengan ari-ari atau ari-ari yang masih menempel NKD agar tidak diketahui pihak keluarga,” ujarnya, Selasa (21 Mei 2024), seperti dikutip TribunJakarta.com.
Saat dilarikan ke Puskesmas, Neneng mengaku anak laki-laki yang digendongnya ditemukan di dekat bus.
Karena kondisi anak yang terus memburuk, ia dirujuk ke RSKD Duren Sawit, Jakarta Timur.
Tim medis RSKD Duren Sawit meyakini ada yang aneh dengan kondisi anak meninggal tersebut dan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Jakarta Timur.
Tim penyidik Satreskrim Polsek PAP Metro Jakarta Timur mendapat laporan dari Polsek Duren Savit. Serangkaian penyelidikan dilakukan, dilanjutkan dengan penyidikan, lanjutnya. Pengakuan Neng
Di hadapan Kapolres Metro Jakarta Timur Nicholas Ari Lilipali, Neneng mengatakan, aborsi dilakukan agar putrinya bisa melanjutkan pendidikan sebagai anak tunggal.
“Aku sangat menyesal. Tolong bantu. Saya bingung, anak saya tidak mau minum obatnya,” kata NKD, Selasa.
Neneng yang mengenakan masker dan pakaian tahanan terus menangis saat diperkenalkan pada konferensi pers.
Saat ditanya motifnya membiarkan pacarnya meniduri anaknya, Neneng memberikan jawaban berbeda dari pernyataan aslinya.
Awalnya Neneng mengaku tertarik dengan pacar putranya yang tinggal di sebuah wisma di Bekasi. Neneng Komala Devi (46) sampai menangis saat menjelaskan alasannya membiarkan bahkan memfilmkan putranya HR (16) berhubungan seks dengan pacarnya. (Vartakota) (Vartakota)
Namun, dalam jumpa pers, Neneng menyebut teman putranya kerap berkata kasar.
“Pria ini suka berbicara kasar kepada saya. Itu sebabnya saya takut. Mohon bantuannya Pak,” kata Neneng.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, HR sudah menjalin hubungan dengan pacarnya AR selama setahun.
Pada November 2023, Neneng mengizinkan anaknya berhubungan seks di wisma pacarnya.
Yakni, Neneng melihat dan merekam aksi seksual tersebut melalui ponsel.
Hal itu dilakukan lebih dari satu kali karena Neneng menggunakan rekaman seks itu untuk kesenangan pribadi.
Atas perbuatannya, Neneng terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara atau denda maksimal Rp3 miliar. Warga Tidak Diketahui Kehamilannya
Ketua RT tempat tinggal Neneng, Nurali mengaku kaget saat polisi menangkap seorang ibu dan anak dalam kasus aborsi.
Pasalnya, warga tidak mengetahui kalau siswi SMA tersebut sedang hamil.
Selama tinggal di sana, Nurali jarang melihat laki-laki lain masuk ke rumah Neneng.
HR diketahui merupakan anak tunggal Neneng yang kini berstatus janda.
“Saya tidak pernah melihatnya, saya rasa (gadis HR itu) tidak pernah ada di sana.”
“Enam orang tinggal (di rumah Neneng). Anaknya (HR) masih bersekolah. Saat Neneng tidak bekerja, keluarganya membantunya. Dia jarang berkomunikasi dengan orang lain,” jelasnya, Selasa (21 Mei 2024).
Dia tidak melihat adanya perubahan signifikan pada tubuh HR, sehingga dia bahkan tidak menyadari bahwa dia hamil.
Apalagi HR masih tetap berjalan, seperti halnya siswi pada umumnya saat hamil.
Nurali baru mengetahui HR mengalami keguguran saat didatangi petugas Divisi Urusan Perempuan dan Anak (PPA) Reskrim Polres Metro Jakarta Timur.
“Bantuan hukum datang. Saat itulah saya mengetahui kejadian tersebut (aborsi Neneng dan HR). Setelah laporan dari Puskeshmas datang, saya mengetahuinya, namun lupa tanggalnya,” sambungnya.
Sebagian artikelnya telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul “Pesona Sopir Angkot Punya Istri Tuna Netra. Neneng Komala Devi sangat jatuh cinta, yang berakhir dengan jatuh cintanya anaknya.”
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Bima Putra/Rr Dewi Kartika)