Sosialisasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue Sasar Ratusan Siswa SMA-SMK di 17 Daerah

TRIBUNNEVS.COM, JAKARTA – Demam berdarah dengue (DBD) saat ini masih menjadi ancaman dalam dunia kesehatan, karena keterlambatan pengobatan dapat menyebabkan kematian bagi orang yang terinfeksi.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia menunjukkan tren peningkatan pada tahun 2023 dan 2024.

Pada periode Januari-April 2023, jumlah kasus DBD di Indonesia sebanyak 28.579 kasus.

Pada periode yang sama tahun 2024, kasus DBD melonjak hingga 88.593 kasus atau meningkat 209 persen atau tiga kali lipat.

Terdapat 621 kematian akibat demam berdarah pada Januari-April 2024, meningkat 197 persen dibandingkan 209 kematian akibat demam berdarah pada Januari-April 2023, atau 197 persen pada tahun 2024.

Hingga minggu ke-22 tahun 2024, jumlah kasus DBD di Indonesia meningkat tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 119.709 kasus DBD dan 777 kematian di 34 provinsi Indonesia.

Sebagai bagian dari upaya pencegahan peningkatan kasus DBD, diadakan pelatihan pencegahan DBD kepada 23 siswa SMA/SMK dari 17 kota/kabupaten di Indonesia.

Kegiatan yang diberi nama Dengue Slayers Challenge ini diluncurkan oleh Junior Achievement Indonesia (PJI) dan Asia Dengue Voice and Action Group (ADVA) dengan dukungan dari PT Takeda Innovative Medicines (Takeda) dan Kementerian Kesehatan RI.

Dalam program ini, mahasiswa dapat mengembangkan 41 solusi inovatif untuk mencegah dan mengendalikan demam berdarah dengue di komunitasnya.

Mahasiswa mendapatkan workshop demam berdarah dengue, pelatihan desain dan pendampingan dari mentor ahli dari bidang kesehatan.

Mereka memunculkan berbagai ide menarik seperti pembuatan aplikasi mobile yang dapat menginformasikan wilayah wabah demam berdarah, program pelatihan berbasis proyek yang bekerjasama dengan pemerintah dan buku teks interaktif demam berdarah untuk anak-anak.

Ph.D. Agus Handito, S.K.M., M.Epid., Satgas Arbovirus Kementerian Kesehatan mengumumkan dukungannya terhadap program Dengue Slayers Challenge.

“Aksi individu dan kolektif masyarakat sangat diperlukan untuk menurunkan kasus demam berdarah guna mencapai tujuan nihil kematian,” kata Dr Agus.

Ia menilai program ini sejalan dengan Strategi Nasional Pengendalian Demam Berdarah Dengue 2021-2025, khususnya dalam hal peningkatan partisipasi masyarakat dan pengembangan inovasi.

Menurut Robert Gardiner, dosen pembimbing akademik dan operasional PJI, generasi muda, potensi dan semangatnya, harus didorong untuk berpartisipasi aktif dalam mengatasi tantangan yang dihadapi masyarakat.

“Program ini memberikan pengalaman pertama bagi mahasiswa untuk mempelajari secara komprehensif penyakit demam berdarah dengue, serta kesempatan untuk mewujudkan cita-citanya menjadi karya nyata dan bermanfaat,” ujarnya.

Prof. Ph.D. Sri Rezeki Hadinegoro, Ph.D., SpA(K), Dewan Direksi ADVA Indonesia, mengatakan program pendidikan demam berdarah ini merupakan wujud nyata salah satu prioritas kerja lembaganya untuk meningkatkan keterlibatan dan pendidikan masyarakat.

“Generasi muda yang terlibat dalam program ini merupakan bagian masyarakat yang sangat penting untuk mengalahkan penyakit DBD. Dengan sumber daya yang lebih baik dan didukung kreativitas, mereka mempunyai kemampuan menciptakan efek domino untuk menyebarkan pesan dan semangat Bebas DBD ke keluarga, sekolah. dan komunitasnya,” ujarnya.

Selain di Indonesia, program ini diterapkan di Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Andreas Gutknecht, CEO PT Takeda Innovative Medicines, menegaskan perusahaannya berkomitmen untuk berpartisipasi dalam perang melawan demam berdarah sebagai mitra jangka panjang melalui pencegahan yang inovatif.

“Kami bekerja sama dengan pemerintah, asosiasi medis, dunia usaha, sekolah, dan komunitas untuk memperkuat pencegahan demam berdarah secara komprehensif dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi keluarga dan komunitas di negara ini,” kata Andreas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *