Sopir Taksi Online yang Culik Wanita dan Minta Rp100 Juta Ditangkap, Ini Reaksi Grab

Laporan wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Grab Indonesia bersama kepolisian Jakarta Barat akhirnya berhasil menangkap seorang pengemudi yang diduga melakukan tindak pidana terhadap salah satu penumpang GrabCar.

Sementara itu, Polres Metro Jakarta Barat mengatakan, kelompoknya berhasil mengamankan masyarakat di kawasan Cempaka Putih setelah Grab memberikan data lokasi pengawasan di aplikasi dan gugus tugas.

Chief Operating Officer Grab Indonesia Jabodetabek Tyas Widyastuti mengatakan, seluruh manajemen Grab Indonesia mengapresiasi respon cepat pihak kepolisian, khususnya Polres Metro Jakarta Barat yang menangkap tersangka dalam waktu kurang dari 24 jam.

Manajemen berharap hal ini setidaknya akan memberi mereka ketenangan pikiran dan menjadi awal untuk memenuhi kebutuhan penumpang besar.

“Kami bersyukur teknologi dan prosedur penyidikan internal membantu polisi dalam menangkap tersangka,” kata Tyas dalam keterangannya, Jumat (29 Maret 2024).

Tyas melanjutkan, manajemen tetap fokus pada penumpang dan memastikan kasus terus diproses sesuai hukum yang berlaku.

“Bantuan lain yang diberikan kepada penumpang antara lain konseling, transportasi, dan keamanan akan selalu tersedia jika diperlukan,” kata Tyas.

Pada saat yang sama, seperti yang diumumkan, sedang dilakukan tindakan perbaikan internal berupa perbaikan, perubahan dan peningkatan layanan pelanggan (Dukungan Grab) dan prosedur untuk menangani insiden keamanan pada platform Grab.

Seperti yang sudah kami laporkan, ada sebuah informasi viral yang beredar di media sosial yaitu pesan dari seseorang yang mengaku diperlakukan tidak menyenangkan oleh seorang sopir taksi online.

Orang tersebut memposting thread di Instagram Story pribadinya lalu di-repost yaitu dengan mem-posting ulang menggunakan akun @info_ciledug.

Seorang perempuan bernama Cindy mengaku tiba-tiba dipaksa mentransfer uang oleh seorang sopir taksi online.

Tanpa reservasi, jumlah yang diminta adalah Rp 100 juta.

“Beberapa hari yang lalu @cndypnge*** baru saja mengalami kejadian buruk. Kejadian ini terjadi di Jalan AMD Parung Jaya, Karang Tengah, Tangerang,” tulis akun @info_ciledug.

Saat itu dia menggunakan jasa transportasi online, lalu sopirnya terpaksa mentransfer Rp 100 juta, lanjutnya.

Dalam thread tersebut, saat korban sedang berada di dalam mobil, tiba-tiba pengemudi taksi online tersebut menyerahkan ponselnya dan meminta korban untuk mentransfer uang ke nomor rekening yang tersedia di ponsel pengemudi tersebut.

Merasa aneh dan tertekan, penumpang atau korban langsung panik dan melompat keluar dari mobil.

“AKU MASIH BERJALAN DARI MOBIL (TIDAK CEPAT KARENA MELIHAT PONSEL), AKU BUKA PINTU RENDAH, AKU DALAM POSISI INI, AKU BERLARI DARI SAMPING TOL, MINTA BANTUAN,” tulis @cndypnge** *

Namun, setelah melompat keluar dari mobil dan mencoba meminta bantuan, korban kembali ditangkap oleh pengemudinya.

Korban ditangkap dan dibawa kembali ke mobil.

“OBV karena kalau bayar, masyarakat tidak tahu apa-apa. Baiklah, MEREKA PERGI, LARI, kejar dan tangkap saya karena saya mampir untuk minta tolong,” ujarnya.

Di dalam mobil, pihak yang dirugikan kembali diminta mentransfer sejumlah uang lagi ke nomor rekening di ponselnya.

Singkat cerita, korban akhirnya berhasil menyelamatkan diri dengan cara yang sama, yakni dengan melompat dari mobil.

Untungnya, beberapa orang membantu pria yang terluka tersebut setelah dia keluar dari mobil. Dan akhirnya, pengemudi taksi online tersebut berhasil lolos.

Karena korban terjun dari mobil yang melaju, ia mengalami luka cukup serius.

Korban kini mencari detail pelaku.

Korban juga tidak mengetahui nama pengemudi dan nomor STNK kendaraannya.

Namun aplikasi layanan yang digunakan korban adalah Grab.

Sejauh ini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut.

“BANYAK anak laki-laki bertanya tentang supirnya. Oke, karena saya hanya tahu mereka tidak klik terima, maka istilah tersebut hanya berlaku untuk CM. SEKARANG DIBATALKAN KARENA MALU,” beber korban.

“PATEN TIDAK MEMILIKI INFORMASI GAMBAR, PELAT MOBIL, DLL. JG GAMAU NGASI (YA, MUNGKIN TIDAK PUNYA SOPe),” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *