Solar Langka, Sopir Kendaraan Rela Antre Berjam-jam di Sulut dan Banten

TRIBUNNEWS.COM – Dalam beberapa hari terakhir, antrian panjang SPBU solar dan bensin bermunculan di beberapa wilayah Indonesia.

Puluhan pengemudi terpaksa antre dan memarkir mobilnya beberapa puluh meter dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPB).

Di Sulawesi Utara, situasi ini tidak hanya terjadi di ibu kota Manado, tapi juga di banyak daerah lainnya.

Pantauan selama beberapa hari menunjukkan antrean panjang sering terjadi.

Di beberapa tempat, antrian ini menyebabkan kemacetan parah.

Beberapa pengemudi rela mengantri berjam-jam untuk kembali ke tempat kerja atau tempat kerjanya.

Robert Winerungan, pengamat ekonomi asal Sulawesi Utara, merespons situasi tersebut.

Menurut dia, antrian solar sudah menunggu lama dan dampak negatifnya pun meluas.

“Antrian panjang yang memakan waktu lama akan mengakibatkan hilangnya waktu kerja atau operasional,” ujarnya, dilansir Tribun Manado, Rabu (6/12/2024).

Akibatnya, transportasi menjadi tidak efisien, biaya transportasi meningkat, dan operator truk dan bus kesulitan memenuhi tenggat waktu.

Lebih lanjut dia mengatakan, kelangkaan bahan bakar solar dapat menyebabkan inflasi.

Winerungan menjelaskan, jika beban subsidi tidak memenuhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), maka lebih baik harga BBM naik daripada terus menerus mengalami kelangkaan.

Kelangkaan ini menyebabkan masyarakat meragukan ketersediaan bahan bakar solar yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap perekonomian.

Sejauh ini, pemerintah belum mengusulkan solusi konkrit atas permasalahan tersebut.

Ia berharap pemerintah dapat segera mengambil tindakan yang tepat untuk menjamin ketersediaan bahan bakar solar dan membatasi dampak negatif dari kelangkaan tersebut. Banten

Sementara di Banten, truk dan kendaraan berat banyak yang mengantri di beberapa SPBU di Cilegon, Banten.

Antrean tersebut diduga disebabkan oleh kelangkaan bahan bakar solar selama beberapa pekan.

Salah satunya adalah SPBU Pertamina 34.424.07 yang terletak di Jl. Mayjen Soetoyo, Distrik Gerogol, Kota Chilegon.

Berdasarkan pantauan TribunBanten.com sekitar pukul 14.00 WIB.

Di SPBU Pertamina 34.424.07 di Kecamatan Gerogol, banyak truk besar yang mengantri untuk mengisi bahan bakar solar.

Pengemudi truk mengantri berjam-jam untuk mendapatkan solar.

Sopir truk PT. Iwan dari Citra Transport Logistics mengatakan, antrian solar hampir terjadi di banyak SPBU.

Jarang sekali, sudah hampir seminggu terjadi di beberapa SPBU solar yang langka, katanya kepada TribunBanten.com saat ditemui di lokasi, Rabu (6/12/2024).

Ivan mengatakan, setiap ingin mengisi bahan bakar, ia harus antri berjam-jam.

Hal itu sudah banyak dilakukannya di kawasan Kota Cilegon selama hampir seminggu terakhir.

“Sebenarnya saya menunggu beberapa jam, tapi solar tidak ada. “Lebih baik kita harus mengantri berjam-jam untuk mendapatkan solar, tapi sayang kalau tidak punya,” ujarnya. .

Baru hari ini, – kata Ivan, – sudah ada antrian sejak pukul 11.00.

Namun di SPBU tersebut masih kosong bahan bakar solar sehingga belum dilakukan pengisian bahan bakar.

“Saya sudah menunggu sejak pukul 11.00 siang. Katanya mungkin sore, tapi kami belum tahu jam berapa,” ujarnya.

Ivan juga mengatakan, kelangkaan solar tidak hanya terjadi di kota Chilegon.

Namun kekurangan ini banyak terjadi di SPBU di luar Kota Chilegon dan Provinsi Banten.

“Sulit sekali di beberapa SPBU, tidak hanya Chilego, saya harus menunggu sampai jam 10 malam untuk mendapatkan solar pada jam 4 pagi,” jelasnya.

Menurut Ivan, kelangkaan solar sangat menyulitkan pengemudi truk.

Antrian panjang tidak hanya menyebabkan waktu tempuh, namun juga kerugian ekonomi.

“Pemerintah berharap kalau naik, tapi jangan dipersulit karena kalau sampai kita khawatir dan mau kemana-mana,” ujarnya (Ahmad Tajuddin/). TribunBanten.com/Petrick Imanuel Sasauw/Tribun Manado)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *