TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat politik masyarakat sipil Indonesia Ray Rangkut menilai wacana 40 kursi menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran akan memakan anggaran negara.
Bayangkan kalau jumlah menterinya 40. Nanti mungkin ada 20 wakil menteri, 60 di antaranya ditanggung negara,” kata Ray. . Rabu (8/5/2024).
Lanjutnya, tak terkecuali staf ahli presiden, menteri, dan wakil menteri.
“Bisa dibayangkan lebih dari 100 orang bisa mendapat penghasilan dari uang pemerintah,” jelasnya.
Menurut dia, dulu keuangan negara tumbuh pesat. Saya tidak mengatakan apakah akan ada klub presidensial atau tidak.
“Pengeluaran uang negara untuk membiayai aparatur negara tidak bertambah setengahnya,” jelasnya.
Ray sendiri menilai wacana penambahan kementerian dari 34 menjadi 40 dilatarbelakangi oleh pembagian kekuasaan.
“Karena ternyata apapun yang mereka katakan, itu semua adalah pola pembagian kursi kabinet,” lanjutnya.
Rey kemudian membandingkannya dengan periode pertama dan kedua Presiden Jokowi yang tidak ada penambahan slot menteri.
“Mereka mau bilang jelas atau tidak. Presiden Jokowi bisa menjabat dua periode tanpa menambah kursi. Padahal di luar pemerintahan hanya tinggal dua parpol, kenapa Pak Prabowo tidak bisa?” Dia menekankan.